Anda di halaman 1dari 49

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Percobaan Kelompok Nama 1. 2. 3. 4.

: TIMBAL BALIK-FENOL-AIR : II A

: Alfian Muhammad Reza Siti Kartikatul Qomariah Ayu Maulina Sugianto Yosua Setiawan Roesmahardika

NRP. NRP. NRP. NRP.

2313 030 071 2313 030 081 2313 030 031 2313 030 083

Tanggal Percobaan Tanggal Penyerahan Dosen Pembimbing Asisten Laboratorium

: 7 Oktober 2013 : 16 Oktober 2013 : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T. : Dhaniar Rulandri W.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL............................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1 I.2 Rumusan Masalah........................................................................................... I-1 I.3 Tujuan Percobaan ........................................................................................... I-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori .................................................................................................... II-1 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Variabel Percobaan ...................................................................................... III-1 III.2 Alat Yang Digunakan .................................................................................. III-1 III.3 Bahan Yang Digunakan ............................................................................... III-1 III.4 Prosedur Percobaan ...................................................................................... III-1 III.5 Diagram Alir Percobaan .............................................................................. III-2 III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................... III-5 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan ...........................................................................................IV-1 IV.2 Pembahasan .................................................................................................IV-2 BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................V-1 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................v DAFTAR NOTASI ..........................................................................................................vi APPENDIKS....................................................................................................................vii LAMPIRAN Laporan Sementara Fotocopi Literatur Lembar Revisi

ii

ABSTRAK
Tujuan dari praktikum timbal balik fenol-air adalah untuk menentukan temperatur kritis pada kelarutan fenol-air dan fenol-HCl 0,04 N. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan menggunakan 2 gr dan 4 gr padatan fenol dan aquadest sebanyak 1,5 ml lalu memasukkan larutan fenol air dalam pemanas air beberapa detik lalu angkat larutan fenol-air tersebut, mengamati perubahan yang terjadi serta mencatat suhu saat keadaan jernih (T1), saat keadaan keruh (T2), dan suhu rata-rata(T). Langkah prosedur kerja untuk mencari suhu kritis awalnya dengan menimbang 2 gr fenol dan memasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu menambahkan aquadest 1,5ml menggunakan pipet tetes serta mengaduk fenol hingga larut dalam air. Selanjutnya memanaskan gelas beaker yang berisi aquadest yang didalamnya terdapat tabung reaksi fenol-air sambil mengaduknya hingga larutan fenol air menjadi jernih. Catat suhu ketika larutan mulai jernih. Setelah itu, mendinginkan larutan fenol-air sampai larutan keruh kembali. Catat suhu ketika keruh. Tambahkan aquadest 1,5 ml hingga volume penambahannya sebesar 7,5 ml. Kemudian mengulangi prosedur kerja dengan menggunakan HCl 0,4 N. Dan ulangi seluruh prosedur tersebut dengan menggunakan 4 gram fenol Dari percobaan ini, terjadi perubahan jumlah dimana pada fase awal jumlah fenol lebih dominan dibandingkan air diikuti dengan kenaikan suhu dan kemudian jumlah air lebih dominan dibandingkan dengan jumlah fenol diikuti dengan penurunan suhu. Sehingga membentuk kurva menyerupai parabola. Jadi, dapat ditarik kesimpulan temperatur akan semakin tinggi apabila semakin banyak volume air yang ditambahkan tetapi akan turun kembali ketika larutan telah mencapai titik kritis atau temperatur kritis. Kata kunci : timbal balik fenol-air, fenol-air, kelarutan, temperatur

DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Gambar II.2 Kurva Komposisi Campuran Fenol Air .................................................... II-3 Struktur Molekul Fenol ............................................................................. II-9

Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................ III-5

iii

DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperatur Tertentu .................................................. II-12 Tabel IV.1 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 1 ................................................... IV-1 Tabel IV.2 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 2 ................................................... IV-1 Tabel IV.3 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 3 ................................................... IV-1

iv

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kelarutan kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan timbal balik fenol-air adalah kelarutan dari larutan fenol dengan air yang bercampur sebagian bila temperaturnya dibawah temperatur kritis. Temperatur kritis merupakan temperatur dimana dua zat atau lebih mengalami kelarutan yang sempurna atau yang disebut homogen. Temperatur kritis dapat dicari dengan mengunakan percobaan ini, yaitu dengan cara memanaskan campuran dari fenol dengan air kemudian memperhatikan temperatur dimana campuran tersebut tercampur sempurna atau homogen. Temperatur tersebut disebut temperatur kritis. Dengan melakukan praktikum ini, praktikan dapat mengetahui titik kritis pada kelarutan fenol dengan air dan fenol dengan larutan HCl 0,4N. Praktikan dapat mengetahui temperatur dimana kedua bahan tersebut menyatu secara homogen. Pengaplikasian timbal balik fenol pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam air. Gula yang dilarutkan ke dalam air panas, dan satu lagi dilarutkan ke dalam air dingin, maka gula yang akan lebih cepat larut pada air panas karena semakin besar suhu semakin besar pula kelarutannya. Aplikasi lainnya yaitu pada bidang industri pada pembuatan reaktor kimia, pada proses pemisahan dengan cara pengkristalan integral, selain itu juga dapat digunakan untuk dasar atau ilmu dalam proses pembuatan grandulgrandul pada industri baja.

I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari percobaan ini adalah : 1. Bagaimana hubungan kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel 2gram dan 4gram fenol beserta penambahan aquadest dan HCl 0,4 N dengan variabel 1,5-7,5 ml dengan kelipatan penambahn variabel sebesar 1,5ml ? 2. Berapakah persentase berat fenol dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel berat fenol sebesar 2gram dan 4gram beserta penambahan aquadest dan HCl 0,4N dengan variabel 1,5-7,5ml dengan kelipatan penambahan variabel sebesar 1,5 ml ?

I-1

I-2 Bab I Pendahuluan

I.3. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah : 1. Mencari hubungan suhu dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel 2gram dan 4gram fenol beserta penambahan aquadest dengan variabel 1,5-7,5ml dengan kelipatan penambahan variabel sebesar 1,5ml. 2. Mengetahui persentase berat fenol dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel berat fenol sebesar 2gram dan 4gram beserta penambahan aquadest dan HCl 0,4N dengan variabel 1,5-7,5ml dengan kelipatan penambahan variabel sebesar 1,5ml.

Laboratorium Kimia Fisika Program D3 Teknik Kimia FTI ITS

I-2 Bab I Pendahuluan

Laboratorium Kimia Fisika Program D3 Teknik Kimia FTI ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran yang homogen, karena itu larutan merupakan suatu sistem satu fase yang terdiri dari satu atau lebih komponen pengisinya. Fase tersebut dapat berbentuk solid, liquid maupun gas. Pengertian campuran itu sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi. Kemungkinan bentuk campuran : 1. Campuran kasar yaitu campuran yang sifat maupun bentuknya sama dengan keadaan murninya contoh campuran tanah dan pasir, gula dan garam, dan sebagainya. 2. Dispersi koloid yaitu campuran yang ukuran partikelnya 10-7 sampai 10-5cm yang tidak dapat dipisahkan dengan filtrasi dan berada di antara larutan homogen dan heterogen contoh larutan tanah liat dan air, sol Fe(OH)3 , dan sebagainya. 3. Larutan sejati yaitu campuran yang homogen contohnya larutan gula dalam air, garam dalam air, dan sebagainya
(Keenan, 1986).

Campuran kasar dan dispersi koloid disebut juga sebagai campuran heterogen dan dapat dipisahkan secara mekanis, sedangkan larutan sejati yang bercampur secara homogen tidak dapat dipisahkan secara mekanis (Keenan, 1986). Fase merupakan bagian dari suatu sistem dimana sifat kimia dan fisisnya sama atau homogen serta antara satu fase dengan fase lainnya betul-betul terpisah oleh batasan yang baik dan jelas hingga dapat dipisahkan secara mekanis, seperti dengan penyaringan, pengendapan dan sebagainya. Fase dapat terdiri dari material dalam jumlah yang besar maupun kecil serta dapat dalam satu unit atau dapat dibagi dalam berbagai unit yang lebih kecil (Keenan, 1986). Sistem biner fenol air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas (kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
II-1

II-2 Bab II Tinjauan Pustaka disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran (Keenan, 1986). 1986) Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, fasen P Pada sistem biner fenol air, air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian ian sistem si yang lain oleh batasan tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas gas adalah satu fase karena arena sistemnya yang homogen. Simbol Si umum untuk jumlah fase adalah P (Dogra
SK & Dogra S, 2008 ).

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturenya di bawah temperature kritis. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya nya % fenol dalam setiap perubahan temperature baik di bawah temperature kritis (Dogra SK & Dogra S, 2008 ). Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. 2. 3. Larut sempurna (completely miscible), seperti air dan alkohol. Larut sebagian (partially miscible), seperti air dan eter; air dan fenol. Tidak larut (completely immiscible), seperti air dan minyak. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil (Sarah, 2013). Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol dan air ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air (Widiyanti, 2013).

(Sarah, 2013).

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-3 Bab II Tinjauan Pustaka

L1 A2 A1 T0 XA = 1 XC Mol Fraksi B2 B1

L2 T2 T1

XF = 1

Gambar II.1 II. Kurva Komposisi Campuran Fenol Air L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, TC), sistem berada pada satu fasa (jernih) (Hougen, 1954). Jika temperature dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. Temperature kritis adalah kenaikan temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan (Hougen, 1954). 1954) Faktor yang mempengaruhi kelarutan k : 1. Sifat dari solute dan solvent Solut yang g polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam garam anorganik norganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-4 Bab II Tinjauan Pustaka

2. Cosolvensi Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit. 3. Kelarutan Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah : a. Dapat larut dalam air Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4. b. Tidak larut dalam air Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3. 4. Temperature Zat padat umumnya ya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas. 5. Salting Out Salting Out adalah peristiwa p adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. 6. Salting In Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan k zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida. 7. Pembentukan Kompleks Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium Iodi larut dalam larutan KI atau NaI jenuh. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-5 Bab II Tinjauan Pustaka a. Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel partike makin luas permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut. b. Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelaruta an solute. c. Pengadukan. 8. Tekanan Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas
(Sukardjo, 2002).

Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh : 1. Jenis pelarut dan zat terlarut. Zat-zat zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna (completely misible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedang air dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely immiscible). 2. Temperature Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila temperature dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperature dinaikkan misalnya pembentukan larutan air dari serium sulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam cairan kelarutan suatu gas dalam m suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya temperature. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh b pada daya larut gas.
(Sukardjo, 2002)

Jenis-jenis enis larutan yang penting ada 4, yaitu : 1. Larutan gas dalam gas Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat Sifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar. 2. Larutan gas dalam cair Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperature. Daya larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan Sedangk HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-6 Bab II Tinjauan Pustaka pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air daripada alkohol. 3. Larutan cairan dalam am cairan Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperature. Contohnya, zat-zat zat yang mirip daya larutnya besar.Benzenabesar.Benzena Toluena, Air-Alkohol, Alkohol, Air-Metil. Air Zat-zat zat yang berbeda tidak dapat bercampur AirAir Nitro Benzena, Air-Kloro Benzena. 4. Larutan zat padat dalam cairan Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperature, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam bermacam macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat zat zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut pelar pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperature karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
(Sukardjo, 2002).

Ada dua macam larutan, yaitu : 1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan laruta yang susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur secara seragam (miscible). 2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat permukaan-permukaan permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagianbagian bagian atau fasefase yang terpisah.
(Sukardjo, 2002)

Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya kel sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air. b. Immisable, yaitu jika kedua ked satu ke dalam zat yang lain. Misalnya, minyak dalam air.
(Sukardjo, 2002)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-7 Bab II Tinjauan Pustaka Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut : A. Larutan Elektrolit Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya

ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non-elektrolit. elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan Lar elektrolit dibagi dua, yaitu : a. Larutan Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain. lain

b. Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:

Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

(Ratna, 2009)

B. Larutan non-Elektrolit Elektrolit Larutan non-elektrolit elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion ion (tidak meng-ion). ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea Larutan sukrosa Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-8 Bab II Tinjauan Pustaka


Larutan glukosa Larutan alkohol dan lain-lain lain Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, pada p sistem biner air,

(Ratna, 2009)

terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase didefenisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran puran gas-gas gas adalah satu fase karena sistemnya yang homogen (Sukardjo, 2003). Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturenya dibawah temperature kritis. Temperature kritis adalah kenaikan II-8 temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam kesetimbangan. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan perub temperature baik di bawah temperature kritis. Jika temperature dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih bih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. (Sukardjo, 2003) Air dalam fenol itu sendiri merupakan partially miscible (larutan yang bercampur sebagian). Jika mencampur campur zat cair yang demikian, demikian maka akan kita dapatkan dua du lapisan. Misalnya kita campur dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dalam dal air dan pada bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 200C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase ini tetap selama temperature tetap, tetapi banyaknya relatif masing-masing masing bagian tidak sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula-mula. mula mula. Jika temperature dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,850C berubah

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-9 Bab II Tinjauan Pustaka menjadi homogen. Diatas Dia temperature tersebut dinamakan dengan temperature kritis atau temperature consulate (Karyadi, 2002). Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut). Dalam hal ini yang menjadi zat yang terlarut (solute) adalah fenol, sedangkan pelarut (solvent) adalah air. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH (Wikipedia, 2013). Antar molekul fenol (C6H5OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya sukar larut dalam air. Hal yang istimewa dijumpai pada senyawa o-nitrofenol, o nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus NO2 dan gugus OH OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o-nitrofenol o nitrofenol semacam itu mempengaruhi volatilitas itas dan kelarutannya dalam air (Isep Abdul Malik, 2012). Fenol (C6H5OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C2H5O). Bila dalam fenol terdapat substituen halogen atau gugus NO2, maka keasamannya meningkat. Sebagai asam lemah, fenol dapat bereaksi dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson), membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi-reaksi reaksi yang khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tiemann, Reimer n, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
(Isep Abdul Malik, 2012).

Gambar II.2 Struktur Molekul Fenol Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu : A. Berdasarkan erdasarkan jalur penbuatannya 1. Senyawa wa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat 2. Senyawa wa fenol yang berasal dari aseta malonat 3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa ` ini yaitu senyawa-senyawa senyawa flavonoid.
(Fatma Saputri, 2010). 2010)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-10 Bab II Tinjauan Pustaka B. Berdasarkan jumlah atom hidrogen hidrogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada tiga golongan senyawa fenol yaitu : 1. Fenol monofalen Jika a satu atom H dari inti aromatik diganti oleh satu gugusan OH. 2. Fenol divalent Adalah senyawa yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik diganti dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua. 3. Fenol trifalen Adalah senyawa yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik diganti dengan tiga gugus hidroksil. Contoh contoh contoh senyawa fenol : 1. Senyawa fenol sederhana 2. Lignan, Neolignan, Lignin 3. Stilbena 4. Naftokinon 5. Antrakinon 6. Flavonoid 7. Antosian 8. Tanin 9. Kumarin 10. Kromon & Xanton
(Fatma Saputri, 2010)

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik
(Wikipedia, 2013).

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan obat obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-11 Bab II Tinjauan Pustaka Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
(Wikipedia, 2013).

Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka (Wikipedia, 2013). 2013) Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. . Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kamp-kamp kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter ke vena (intravena) di lengan dan jantung. . Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung (Wikipedia, 2013). Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan lapisan es (di kutub dan puncak-puncak puncak gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek obyek obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran n air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. . Air bersih penting bagi kehidupan manusia (Wikipedia, 2013). 2013) Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya satu satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang undang undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Wikipedia, 2013). Menurut kimia fisika air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. . Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100kPa 100 (1 bar) dan temperature 273,15K K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-12 Bab II Tinjauan Pustaka banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, , beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Wikipedia, 2013). Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidridahidrida hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. sulfid Dengan memperhatikan tabel periodik, periodik terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flour, flour fosfor, sulfur, dan klor. . Semua elemen-elemen elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperature dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen-elemen elemen lain tersebut kecuali flor (Wikipedia, 2013). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron elektron elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. dipol Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing masing molekul saling berdekatan, membuatnya membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik tarik menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen
(Wikipedia, 2013).

Air sering disebut sebaga pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH ( -). Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat berwarna turquoise (Wikipedia, 2013). 2013)
\

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-13 Bab II Tinjauan Pustaka Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperature Tertentu T 0o Massa jenis (g/cm3) Panas jenis (kal/goC) Kalor uap (kal/g) Konduktivitas termal (kal/cms C) Tegangan permukaan (dyne/cm)
o

20o 0.99823 0.9988 586.0 1.40 10-3

50o 0.9981 0.9985 569.0

100o 0.9584 1.0069 539.0

0.99987 1.0074 597.3 1.39 10-3

1.52 10-3 1.63 10-3

75.64

72.75

67.91

58.80

Laju viskositas (g/cms) Tetapan dielektrik


(Wikipedia, 2013)

178.34 10-4 87.825

100.9 10-4 80.8

54.9 10-4 28.4 10-4 69.725 55.355

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur unsur unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. . Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut: H2O(l)
(Wikipedia, 2013)`

2H2(g)

O2(g)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida pe (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garamgaram) ) disebut sebagai zat-zat zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), ), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-14 Bab II Tinjauan Pustaka (takut-air). air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan n gaya tarik-menarik tarik menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) dipol antara molekul-molekul molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik tarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air
(Wikipedia, 2013).

Air menempel pada sesamanya (kohesi) ( karena a air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom oksigen. . Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "kekuatan " tarik" pada elektron-elektron elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerahdaerah daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul molekul molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble). Air ir tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat a halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
(Wikipedia, 2013).

1. Sifat-sifat fenol : a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida b. Mempunyai titik didih yang tinggi c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH d. Fenol larut dalam pelarut organik e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol g. Mempunyai titik didih 181,9C h. Mempunyai titik beku 40,9C
(Fatma Saputri, 2010)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-15 Bab II Tinjauan Pustaka 2. Sifat-sifat air: Sifat-sifat air antara ntara lain : a. Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak tidak berasa pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100kPa 100 (1bar) dan temperature 273,15K K (0C). b. Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, garam garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam pelarut organik. c. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air juga mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. d. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul molekul air. e. Mempunyai massa molar: molar 18,0153gr/mol. Air mempunyai densitas sebesar 0,998gr/cm3 (berupa fase fas cairan pada 20C), dan mempunyai densitas sebesar 0,92gr/cm3 (berupa fase padatan). Mempunyai titik lebur 0C, 273,15K, 32F. Mempunyai titik didih: didih 100C, 373,15K, 212F. Kalor jenis air yaitu 4184J/(kg.K) 4184 berupa cairan pada 20C.
(Wikipedia, 2013)

Temperature kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana terjadi pemisahan fase. Diatas temperature batas atas, kedua komponen benar benar-benar menghasilkan bercampur.Temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar

kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen (Atkins PW, 1999). Untuk memperoleh temperature kritis, maka diperlukan suhu rata-rata rata dan persen berat dari setiap percobaan yaitu: 2

Keterangan : T0C T10C T20C = Temperature rata-rata = Temperature pada saat larutan jernih = Temperature pada saat larutan keruh

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-16 Bab II Tinjauan Pustaka

%BP

BM Terlarut BM Larutan

x 100%

Keterangan : % BP BM Terlarut BM Larutan


(Sukardjo, 2002)

= Persen berat bera = Massa (gr) = Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)

Campuran liquid-liquid liquid partially miscible dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: 1. Tipe suhu kritis maksimum Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air. Jika penambahan air diteruskan maka a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan tetap tetapi banyaknya masing-masing masing masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran, suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B disebut titik temperature ature pelarutan kritis atau temperature consolute. 2. Tipe suhu kritis minimum Campuran jenis ini terdapat pada campuran air-trietil air trietil amin, dengan denga temperature pelarutan kritis minimal 18,50C. Selama temperature tetap (18,50C)susunan campuran (air dengan trietil amin) selalu tetap tidak mengalami perubahan. bahan. Pada saat suhu mencapai 500C campuran memiliki komposisi kira-kira kira kira antara 18,89 % sampai dengan 62,69 % berat. 3. Tipe suhu kritis minimum maksimum Campuran ini terdapat pada air-nikotin. air Temperature kritis terdapat pada 2080C dan minimal terdapat pada 60,80C. Pada titik C dan C terdapat pada 34% nikotin. Titik A terdapat pada 94-95 950C dan titik B pada 121-1300C. Bila tekanan dikenakan pada cairan, titik tik C dan C mendekat dan akhirnya menjadi homogen. 4. Tipe tanpa suhu kritis larutan Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai temperature pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1, 2,

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-17 Bab II Tinjauan Pustaka dan 3 berat masing-masing masing masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan pada 500C dicampurkan 40gram 40 anilin dan 60gram air sehingga gga diperoleh 100gram 100 campuran.
(Sukardjo, 2002)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran yang homogen, karena itu larutan merupakan suatu sistem satu fase yang terdiri dari satu atau lebih komponen pengisinya. Fase tersebut dapat berbentuk solid, liquid maupun gas. Pengertian campuran itu sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi. Kemungkinan bentuk campuran : 1. Campuran kasar yaitu campuran yang sifat maupun bentuknya sama dengan keadaan murninya contoh campuran tanah dan pasir, gula dan garam, dan sebagainya. 2. Dispersi koloid yaitu campuran yang ukuran partikelnya 10-7 sampai 10-5cm yang tidak dapat dipisahkan dengan filtrasi dan berada di antara larutan homogen dan heterogen contoh larutan tanah liat dan air, sol Fe(OH)3 , dan sebagainya. 3. Larutan sejati yaitu campuran yang homogen contohnya larutan gula dalam air, garam dalam air, dan sebagainya
(Keenan, 1986).

Campuran kasar dan dispersi koloid disebut juga sebagai campuran heterogen dan dapat dipisahkan secara mekanis, sedangkan larutan sejati yang bercampur secara homogen tidak dapat dipisahkan secara mekanis (Keenan, 1986). Fase merupakan bagian dari suatu sistem dimana sifat kimia dan fisisnya sama atau homogen serta antara satu fase dengan fase lainnya betul-betul terpisah oleh batasan yang baik dan jelas hingga dapat dipisahkan secara mekanis, seperti dengan penyaringan, pengendapan dan sebagainya. Fase dapat terdiri dari material dalam jumlah yang besar maupun kecil serta dapat dalam satu unit atau dapat dibagi dalam berbagai unit yang lebih kecil (Keenan, 1986). Sistem biner fenol air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas (kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
II-1

II-2 Bab II Tinjauan Pustaka disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran (Keenan, 1986). 1986) Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, fasen P Pada sistem biner fenol air, air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian ian sistem si yang lain oleh batasan tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas gas adalah satu fase karena arena sistemnya yang homogen. Simbol Si umum untuk jumlah fase adalah P (Dogra
SK & Dogra S, 2008 ).

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturenya di bawah temperature kritis. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya nya % fenol dalam setiap perubahan temperature baik di bawah temperature kritis (Dogra SK & Dogra S, 2008 ). Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. 2. 3. Larut sempurna (completely miscible), seperti air dan alkohol. Larut sebagian (partially miscible), seperti air dan eter; air dan fenol. Tidak larut (completely immiscible), seperti air dan minyak. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil (Sarah, 2013). Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol dan air ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air (Widiyanti, 2013).

(Sarah, 2013).

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-3 Bab II Tinjauan Pustaka

L1 A2 A1 T0 XA = 1 XC Mol Fraksi B2 B1

L2 T2 T1

XF = 1

Gambar II.1 II. Kurva Komposisi Campuran Fenol Air L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, TC), sistem berada pada satu fasa (jernih) (Hougen, 1954). Jika temperature dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. Temperature kritis adalah kenaikan temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan (Hougen, 1954). 1954) Faktor yang mempengaruhi kelarutan k : 1. Sifat dari solute dan solvent Solut yang g polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam garam anorganik norganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-4 Bab II Tinjauan Pustaka

2. Cosolvensi Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit. 3. Kelarutan Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah : a. Dapat larut dalam air Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4. b. Tidak larut dalam air Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3. 4. Temperature Zat padat umumnya ya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas. 5. Salting Out Salting Out adalah peristiwa p adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. 6. Salting In Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan k zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida. 7. Pembentukan Kompleks Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium Iodi larut dalam larutan KI atau NaI jenuh. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-5 Bab II Tinjauan Pustaka a. Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel partike makin luas permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut. b. Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelaruta an solute. c. Pengadukan. 8. Tekanan Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas
(Sukardjo, 2002).

Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh : 1. Jenis pelarut dan zat terlarut. Zat-zat zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna (completely misible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedang air dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely immiscible). 2. Temperature Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila temperature dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperature dinaikkan misalnya pembentukan larutan air dari serium sulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam cairan kelarutan suatu gas dalam m suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya temperature. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh b pada daya larut gas.
(Sukardjo, 2002)

Jenis-jenis enis larutan yang penting ada 4, yaitu : 1. Larutan gas dalam gas Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat Sifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar. 2. Larutan gas dalam cair Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperature. Daya larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan Sedangk HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-6 Bab II Tinjauan Pustaka pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air daripada alkohol. 3. Larutan cairan dalam am cairan Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperature. Contohnya, zat-zat zat yang mirip daya larutnya besar.Benzenabesar.Benzena Toluena, Air-Alkohol, Alkohol, Air-Metil. Air Zat-zat zat yang berbeda tidak dapat bercampur AirAir Nitro Benzena, Air-Kloro Benzena. 4. Larutan zat padat dalam cairan Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperature, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam bermacam macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat zat zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut pelar pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperature karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
(Sukardjo, 2002).

Ada dua macam larutan, yaitu : 1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan laruta yang susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur secara seragam (miscible). 2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat permukaan-permukaan permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagianbagian bagian atau fasefase yang terpisah.
(Sukardjo, 2002)

Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya kel sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air. b. Immisable, yaitu jika kedua ked satu ke dalam zat yang lain. Misalnya, minyak dalam air.
(Sukardjo, 2002)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-7 Bab II Tinjauan Pustaka Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut : A. Larutan Elektrolit Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya

ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non-elektrolit. elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan Lar elektrolit dibagi dua, yaitu : a. Larutan Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain. lain

b. Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:

Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

(Ratna, 2009)

B. Larutan non-Elektrolit Elektrolit Larutan non-elektrolit elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion ion (tidak meng-ion). ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea Larutan sukrosa Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-8 Bab II Tinjauan Pustaka


Larutan glukosa Larutan alkohol dan lain-lain lain Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, pada p sistem biner air,

(Ratna, 2009)

terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase didefenisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran puran gas-gas gas adalah satu fase karena sistemnya yang homogen (Sukardjo, 2003). Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturenya dibawah temperature kritis. Temperature kritis adalah kenaikan II-8 temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam kesetimbangan. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan perub temperature baik di bawah temperature kritis. Jika temperature dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih bih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. (Sukardjo, 2003) Air dalam fenol itu sendiri merupakan partially miscible (larutan yang bercampur sebagian). Jika mencampur campur zat cair yang demikian, demikian maka akan kita dapatkan dua du lapisan. Misalnya kita campur dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dalam dal air dan pada bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 200C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase ini tetap selama temperature tetap, tetapi banyaknya relatif masing-masing masing bagian tidak sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula-mula. mula mula. Jika temperature dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,850C berubah

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-9 Bab II Tinjauan Pustaka menjadi homogen. Diatas Dia temperature tersebut dinamakan dengan temperature kritis atau temperature consulate (Karyadi, 2002). Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut). Dalam hal ini yang menjadi zat yang terlarut (solute) adalah fenol, sedangkan pelarut (solvent) adalah air. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH (Wikipedia, 2013). Antar molekul fenol (C6H5OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya sukar larut dalam air. Hal yang istimewa dijumpai pada senyawa o-nitrofenol, o nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus NO2 dan gugus OH OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o-nitrofenol o nitrofenol semacam itu mempengaruhi volatilitas itas dan kelarutannya dalam air (Isep Abdul Malik, 2012). Fenol (C6H5OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C2H5O). Bila dalam fenol terdapat substituen halogen atau gugus NO2, maka keasamannya meningkat. Sebagai asam lemah, fenol dapat bereaksi dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson), membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi-reaksi reaksi yang khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tiemann, Reimer n, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
(Isep Abdul Malik, 2012).

Gambar II.2 Struktur Molekul Fenol Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu : A. Berdasarkan erdasarkan jalur penbuatannya 1. Senyawa wa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat 2. Senyawa wa fenol yang berasal dari aseta malonat 3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa ` ini yaitu senyawa-senyawa senyawa flavonoid.
(Fatma Saputri, 2010). 2010)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-10 Bab II Tinjauan Pustaka B. Berdasarkan jumlah atom hidrogen hidrogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada tiga golongan senyawa fenol yaitu : 1. Fenol monofalen Jika a satu atom H dari inti aromatik diganti oleh satu gugusan OH. 2. Fenol divalent Adalah senyawa yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik diganti dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua. 3. Fenol trifalen Adalah senyawa yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik diganti dengan tiga gugus hidroksil. Contoh contoh contoh senyawa fenol : 1. Senyawa fenol sederhana 2. Lignan, Neolignan, Lignin 3. Stilbena 4. Naftokinon 5. Antrakinon 6. Flavonoid 7. Antosian 8. Tanin 9. Kumarin 10. Kromon & Xanton
(Fatma Saputri, 2010)

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik
(Wikipedia, 2013).

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan obat obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-11 Bab II Tinjauan Pustaka Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
(Wikipedia, 2013).

Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka (Wikipedia, 2013). 2013) Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. . Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kamp-kamp kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter ke vena (intravena) di lengan dan jantung. . Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung (Wikipedia, 2013). Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan lapisan es (di kutub dan puncak-puncak puncak gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek obyek obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran n air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. . Air bersih penting bagi kehidupan manusia (Wikipedia, 2013). 2013) Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya satu satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang undang undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Wikipedia, 2013). Menurut kimia fisika air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. . Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100kPa 100 (1 bar) dan temperature 273,15K K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-12 Bab II Tinjauan Pustaka banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, , beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Wikipedia, 2013). Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidridahidrida hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. sulfid Dengan memperhatikan tabel periodik, periodik terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flour, flour fosfor, sulfur, dan klor. . Semua elemen-elemen elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperature dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen-elemen elemen lain tersebut kecuali flor (Wikipedia, 2013). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron elektron elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. dipol Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing masing molekul saling berdekatan, membuatnya membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik tarik menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen
(Wikipedia, 2013).

Air sering disebut sebaga pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH ( -). Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat berwarna turquoise (Wikipedia, 2013). 2013)
\

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-13 Bab II Tinjauan Pustaka Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperature Tertentu T 0o Massa jenis (g/cm3) Panas jenis (kal/goC) Kalor uap (kal/g) Konduktivitas termal (kal/cms C) Tegangan permukaan (dyne/cm)
o

20o 0.99823 0.9988 586.0 1.40 10-3

50o 0.9981 0.9985 569.0

100o 0.9584 1.0069 539.0

0.99987 1.0074 597.3 1.39 10-3

1.52 10-3 1.63 10-3

75.64

72.75

67.91

58.80

Laju viskositas (g/cms) Tetapan dielektrik


(Wikipedia, 2013)

178.34 10-4 87.825

100.9 10-4 80.8

54.9 10-4 28.4 10-4 69.725 55.355

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur unsur unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. . Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut: H2O(l)
(Wikipedia, 2013)`

2H2(g)

O2(g)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida pe (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garamgaram) ) disebut sebagai zat-zat zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), ), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-14 Bab II Tinjauan Pustaka (takut-air). air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan n gaya tarik-menarik tarik menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) dipol antara molekul-molekul molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik tarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air
(Wikipedia, 2013).

Air menempel pada sesamanya (kohesi) ( karena a air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom oksigen. . Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "kekuatan " tarik" pada elektron-elektron elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerahdaerah daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul molekul molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble). Air ir tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat a halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
(Wikipedia, 2013).

1. Sifat-sifat fenol : a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida b. Mempunyai titik didih yang tinggi c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH d. Fenol larut dalam pelarut organik e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol g. Mempunyai titik didih 181,9C h. Mempunyai titik beku 40,9C
(Fatma Saputri, 2010)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-15 Bab II Tinjauan Pustaka 2. Sifat-sifat air: Sifat-sifat air antara ntara lain : a. Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak tidak berasa pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100kPa 100 (1bar) dan temperature 273,15K K (0C). b. Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, garam garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam pelarut organik. c. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air juga mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. d. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul molekul air. e. Mempunyai massa molar: molar 18,0153gr/mol. Air mempunyai densitas sebesar 0,998gr/cm3 (berupa fase fas cairan pada 20C), dan mempunyai densitas sebesar 0,92gr/cm3 (berupa fase padatan). Mempunyai titik lebur 0C, 273,15K, 32F. Mempunyai titik didih: didih 100C, 373,15K, 212F. Kalor jenis air yaitu 4184J/(kg.K) 4184 berupa cairan pada 20C.
(Wikipedia, 2013)

Temperature kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana terjadi pemisahan fase. Diatas temperature batas atas, kedua komponen benar benar-benar menghasilkan bercampur.Temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar

kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen (Atkins PW, 1999). Untuk memperoleh temperature kritis, maka diperlukan suhu rata-rata rata dan persen berat dari setiap percobaan yaitu: 2

Keterangan : T0C T10C T20C = Temperature rata-rata = Temperature pada saat larutan jernih = Temperature pada saat larutan keruh

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-16 Bab II Tinjauan Pustaka

%BP

BM Terlarut BM Larutan

x 100%

Keterangan : % BP BM Terlarut BM Larutan


(Sukardjo, 2002)

= Persen berat bera = Massa (gr) = Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)

Campuran liquid-liquid liquid partially miscible dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: 1. Tipe suhu kritis maksimum Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air. Jika penambahan air diteruskan maka a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan tetap tetapi banyaknya masing-masing masing masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran, suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B disebut titik temperature ature pelarutan kritis atau temperature consolute. 2. Tipe suhu kritis minimum Campuran jenis ini terdapat pada campuran air-trietil air trietil amin, dengan denga temperature pelarutan kritis minimal 18,50C. Selama temperature tetap (18,50C)susunan campuran (air dengan trietil amin) selalu tetap tidak mengalami perubahan. bahan. Pada saat suhu mencapai 500C campuran memiliki komposisi kira-kira kira kira antara 18,89 % sampai dengan 62,69 % berat. 3. Tipe suhu kritis minimum maksimum Campuran ini terdapat pada air-nikotin. air Temperature kritis terdapat pada 2080C dan minimal terdapat pada 60,80C. Pada titik C dan C terdapat pada 34% nikotin. Titik A terdapat pada 94-95 950C dan titik B pada 121-1300C. Bila tekanan dikenakan pada cairan, titik tik C dan C mendekat dan akhirnya menjadi homogen. 4. Tipe tanpa suhu kritis larutan Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai temperature pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1, 2,

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

II-17 Bab II Tinjauan Pustaka dan 3 berat masing-masing masing masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan pada 500C dicampurkan 40gram 40 anilin dan 60gram air sehingga gga diperoleh 100gram 100 campuran.
(Sukardjo, 2002)

Laboratorium aboratorium Kimia Fisika Program rogram D3 Teknik Kimia FTI ITS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV.Hasil Percobaan Tabel IV.1 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 1 Berat Fenol Volume aquadest (ml) 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram 1,5 3 4,5 6 7,5 57,143 % 40 % 30,769 % 25 % 21,053 % % berat fenol Jernih 70 64 63 65 61 Suhu Keruh 60 54 53 54 53 Rata-rata 57 55,5 56 57 58

Tabel IV.2 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 2 Berat Fenol Volume Aquadest (ml) 4 gram 4 gram 4 gram 4 gram 4 gram 1,5 3 4,5 6 7,5 72,727% 57,143% 47,058% 40% 34,783% 75 68 67 65 53 39 43 45 49 53 57 55,5 56 57 53 % Berat Fenol Suhu Jernih Keruh Rata-rata

Tabel IV.3 Hasil Percobaan timbal balik Fenol-Air 3 Berat Fenol Volume Aquadest (ml) 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram 2 gram 1,5 3 4,5 6 7,5 57,143 % 40% 30,769 % 25% 21,053 % 75 68 67 65 63 39 43 45 49 53 57 55,5 56 57 58 % Berat Fenol Suhu Jernih Keruh Rata-rata

IV.2 Pembahasan Kelarutan timbal balik fenol-air merupakan percampuran antara air dan fenol yang membentuk larutan biner tidak menyatu dimana air berada dilapisan atas dan fenol berada dilapisan bawah. Sedangkan kelarutan timbal balik fenol-HCl 0,4 N merupakan percampuran antara HCl 0,4 N dan fenol yang membentuk suatu larutan biner. Hal ini dikarenakan massa jenis air lebih rendah dari massa jenis fenol. Jika larutan fenol-air dipanaskan dan mencapai temperatur kritis, maka larutan akan menjadi satu fasa atau dapat disebut homogen. Namun jika larutan fenol-air telah melewati temperatur kritis, maka akan membentuk dua fasa atau dapat disebut heterogen, sama seperti sebelum dipanaskan.

100 90 80

Titik Didih (oC)

70 60 50 40 30 20 10 0 57,14% 40% 30,77% 25% 21,05%

Presentase Berat Fenol

100 90 80

Titik Didih (oC)

70 60 50 40 30 20 10 0 72,73% 57,14% 47,06% 40% 34,78%

Presentase Berat Fenol

100 90 80

Titik Didih (oC)

70 60 50 40 30 20 10 0 57,14% 40% 30,77% 25% 21,05%

Presentase Berat Fenol

BAB V KESIMPULAN

1.

Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan kembali lagi dari jernih menjadi keruh termasuk salah satu contoh kelarutan timbal balik.

2. 3.

Suhu akan semakin tinggi apabila semakin banyak volume air yang digunakan . Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada percobaan ini antara lain jenis zat, konsentrasi, temperatur, ion senama, pengadukan, serta luas permukaan. Zat yang memiliki kepolaran yang sejenis yang dapat saling melarutkan. Pengaturan suhu yang disesuaikan dengan titik didih zat yang digunakan akan mempercepat kelarutan. Semakin kecil luas permukaan zat maka semakin cepat zat tersebut bereaksi agar dapat melarut.

4.

Fenol tidak dapat melarut sempurna ketika dilarutkan dalam aquadest. Hal ini dikarenakan fenol bersifat nonpolar sedangkan aquadest bersifat polar. Oleh karena itu fenol tidak akan membentuk campuran homogen.

5.

Fenol 2 gram dengan aquadest memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat persen berat fenol 57,143% dan temperaturnya 65 oC.

6.

Fenol 4 gram dengan aquadest memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat berat fenol 40% dan temperaturnya 57oC.

7.

Fenol 2 gram dengan HCl 0,4 N memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat berat fenol 21,053% dan temperaturnya 58oC.

7.

Temperatur fenol dengan aquadest dengan berat 2 gram lebih tinggi dibandingkan dengan campuran fenol lainnya, karena temperatur pada percobaan timbal balik fenol dipengaruhi oleh zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dalam larutan timbal balik fenol-air 4 gram lebih banyak daripada zat terlarut dalam larutan timbal balik fenol-air 2gram. Sehingga, semakin besar berat zat terlarut maka semakin secepat larutan tersebut mendidih sehingga suhunya menjadi lebih kecil. Selain itu titik didih zat terlarut dan pelarut pun mempengaruhi temperatur larutan.

DAFTAR PUSTAKA
(2013, September 22). Retrieved November 17, 2013, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/H2O Fatma Saputri. (2010, 10 18). Retrieved November 17, 2013, from Fatmakyoshiuzumaki's blog: http://fatmakyoshiuzumaki.wordpress.com/2010/10/18/15/ Hougen. (1954). Chemical Process Principles. Isep Abdul Malik. (2012, April 24). Samudera AlChemist. Retrieved November 17, 2013, from http://isepmalik.wordpress.com/category/kimia/perguruan-tinggi/kimia-organik/fenol/ Karyadi. (2002). Keenan. (1986). Ratna. (2009, April 16). Dipetik November 17, 2013, dari chem-is-try.org: http://www.chemis-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-jenis-larutan-dan-larutan-elektrolit/ Sarah. (2013). Scribd. Retrieved November 19, 2013, from www.sribd.com Sukardjo. (2003). Retrieved November 19, 2013 Sukardjo. (2002). Kimia Fisika. Widiyanti. (2013, January 10). Widiyanti4ict. Retrieved from http://widiyanti4ict.wordpress.com/?s=fenol Wikipedia. (n.d.). Retrieved from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Phenol Wikipedia. (2013, June 25). Retrieved November 17, 2013, from http://id.wikipedia.org/wiki/Fenol

DAFTAR NOTASI

SIMBOL P r t L V m

KETERANGAN Koefisien Viskositas phi Tekanan Jari-Jari Waktu Panjang Volume Massa Jenis Massa

SATUAN cp cm dyne/cm cm sekon cm ml gr/ml gram

vii

APPENDIX
2 gram fenol dalam 1,5 ml aquadest Berat Aquadest : : : % berat fenol : : : : xv 1 x 1,5 1,5 gram
, ,

100%

100%

x 100%

0,57143 x 100% = 57,143 %

4 gram fenol dalam 1,5 ml aquadest Berat Aquadest : : : % berat fenol : : : : xv 1 x 1,5 1,5 gram
, ,

100%

100%

x 100%

0,72727 x 100% = 72,727 %

Anda mungkin juga menyukai