Anda di halaman 1dari 11

EKOLOGI

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTAR


PENDUDUK
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Tciptorini, M.Kes
Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah, M. Biomed

DISUSUN OLEH :
1. ALDYTH ZAHRA
2. KEVIN DEVA AMEISTA
3. MUHAMMAD RAFLI AZHARI
4. NIARTI BUNGA RAMADHANI
5. SAIDA FATIMAH AZZAHRA

DIV Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.021-7397641, 7397643
Fax.021-7397769
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tak lupa shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Atas limpahan nikmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah Ekologi Lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tak sedikit hambatan yang kami hadapi. Akan tetapi
hambatan itu berhasil kami atasi berkat semangat, kerja keras, doa dan bimbingan dosen kami yakni ibu
Dr. Tciptorini, M.Kes.
Dengan disusunnya makalah ini kami harap dapat memberikan pengetahuan baru bagi para
pembaca mengenai Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk. Makalah ini kami susun berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, jurnal, dan berita.
Kami harap makalah ini dapat memperikan ilmu yang bermanfaat dan dapat memperluas ilmu para
pembaca, khususnya mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II jurusan Kesehatan
Lingkungan. Kami sadar bahwa selama penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami harap dosen pembimbing kami dapat memberikan masukannya agar kami dapat memperbaiki
kesalahan kami dan membuat makalah dengan lebiih baik lagi. Begitupun kepada pembaca, kami sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Jakarta, 26 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk ....................................................... 5


B. Konsep Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Lingkungannya ............... 5
C. Pengaruh Hubungan Timbal Balik Manusia Terhadap Lingkungannya ......... 6
D. Contoh Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk …………………….......... 7
E. Pengaruh Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk Terhadap Lingkungan ...7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya, lebih dari itu,
manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan.
Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem atau system ekologi. Ekosistem adalah
satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup ( dari berbagai jenis ) dengan
berbagai benda mati membentuk suatu system. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu
system kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Manusia
adalah bagian dari ekosistem.
Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perkehidupan manusia dan makhuk hidup lainya arti penting lingkungan bagi
manusia karena lingungan merupakan tempat hidup manusia, Lingkungan memberi sumber-
sumber penghidupan manusia, Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia
yang mendiaminya.
Oleh karena itu fakta yang menunjukkan bahwa tingkat kerusakan lingkungan sudah sangat
tinggi dan cenderung makin meninggi, relatif mudah untuk ditemukan. Berita tentang terjadinya
pencemaran lingkungan, baik pencemaran udara, air maupun tanah dengan segala aspek yang
terdapat didalamnya sering kita temukan baik di dalam media massa cetak maupun media
elektronik. Fenomena mengindikasikan bahwa kerusakan lingkunagn sudah merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat bahwa pembangunan merupakan aktifitas
utama dari setiap Negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan
bahwa kerusakan lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan
pembangunan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hubungan timbal balik antar penduduk?
2. Bagaimana konsep hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan?
3. Bagaimana pengaruh hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan ?
4. Apa contoh hubungan timbal balik antar penduduk?
5. Bagaimana pengaruh hubungan timbal balik antar penduduk terhadap lingkungan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep hubungan timbal balik antar penduduk.
2. Mengetahui konsep hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan.
3. Mengetahui pengaruh dari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.
4. Mengetahui contoh hubungan timbal balik antar penduduk.
5. Memahami pengaruh hubungan timbal balik antar penduduk terhadap lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk
Hubungan antar penduduk adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain meliputi
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasaan hati.
Tujuan dari hubungan antar manusia antara lain :
1. Terbentuk keselarasan dan keserasian antar sesama manusia.
2. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan antar individu satu dengan yang lain.
3. Dari hubungan antar manusia dapat diperoleh informasi dan pengetahuan.
4. Dari hubungan antar sesama dapat terbentuk kerja sama.
5. Dalam menjalankan hubungan antar sesama dapat belajar dan melatih untuk
menghilangkan sikap egois dan mau menang sendiri atau merasa paling benar.
Syarat terbentuknya hubungan antar manusia yang baik adalah adanya pemahaman dalam
diri masing-masing mengenai kebutuhan hidup manusia. Menurut Maslow, kebutuhan manusia
terdiri dari lima tingkatan, antara lain :
a. Kebutuhan tingkat pertama adalah kebutuhan pokok meliputi makan, minum, dan
sebagainya. Dalam menjalankan hubungan antar manusia harus mengedepankan
kebutuhan ini, contoh akan tidak etis apabila kita berhubungan seperti berkomunikasi
atau berbincang-bincang dengan sesama tanpa menyuguhkan makanan atau minuman.
b. Kebutuhan tingkat kedua adalah rasa aman. Dalam menjalankan hubungan dengan
sesama kita harus menciptakan rasa aman, seperti tidak menjaga kerahasiaan sesuatu
yang diceritakan oleh orang lain kepada kita.
c. Kebutuhan tingkat ketiga adalah rasa sayang atau cinta. Rasa sayang bisa kita tunjukan
kepada orang lain dalam bentuk simpati dan empati antar sesama.
d. Kebutuhan tingkat keempat adalah harga diri. Dalam melakukan hubungan antar
manusia kita perlu berhati-hati agar tidak menyinggung serta menyakiti perasaan dan
harga diri orang lain.
e. Kebutuhan tingkat kelima adalah aktualisasi diri. Setiap orang ingin dihargai
keberadaannya dan kemampuannya.
B. Konsep Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Lingkungannya
Hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya sangat ditentukan oleh kemampuan
manusia dan alam sesuai karakternya masing-masing. Keduanya memerlukan hubungan timbal
balik secara berkelanjutan. Melalui pengelolaan lingkungan hidup secara bijaksana selain dapat
menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup, juga dapat menjamin kebutuhan dan
kemakmuran umat manusia itu sendiri. Oleh karenanya. disadari atau tidak, keseimbangan
dalam lingkungan kehidupan manusia dan lingkungan alam dapat terganggu karena ulah
manusia itu sendiri.
Manusia memiliki kontribusi terhadap menurunnya kualitas lingkungan. Pengerukan
sumber daya alam dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan telah menimbulkan
ketidakseimbangan ekosistem. Hal ini terjadi tidak terlepas dari terus bertambahnya jumlah
penduduk dunia yang kemudian menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan dasar seperti
sandang, pangan dan papan. Pembukaan lahan hutan terus dilakukan secara masif dengan
alasan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, semua dilakukan secara tidak terkendali.
Dampak kerusakan lingkungan sudah nyata terlihat dari adanya fenomena pemanasan global
yang berimplikasi pada perubahan iklim yang memicu semakin intensif nya berbagai kejadian
bencana terkait iklim.
Berita tentang terjadinya pencemaran lingkungan, baik pencemaran udara, air maupun
tanah dengan segala aspek dapat dikatakan bahwa kerusakan lingkungan sudah merupakan
bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan. Lingkungan yang tercemar
akibat kegiatan manusia maupun proses alam akan berdampak negatif pada kesehatan,
kenikmatan hidup, kemudahan, efisiensi, keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan
sumber daya alam. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup
merupakan penaggulangan dampak negatif kegiatan manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu lingkungan.
Bentuk kerusakan lingkungan yang di perbuat oleh ulah manusia diantang Adalah :
Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
a. Perburuan liar.
b. Merusak hutan bakau.
c. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
d. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
e. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Adapun salah satu bentuk upaya pelestarian yang dilakukan manusia seperti :
a. Mengoptimalkan SDA sesuai kebutuhan
b. Mencari alterenatif pengganti SDA yang tidak dapat diperbaharui
c. Tidak marusak lingkungan hidup di sekitar kkit
d. Berusaha menghijaukan bumi kembali
e. Menjaga Lingkungan kita .
C. Pengaruh Hubungan Timbal Balik Manusia Terhadap Lingkungannya
Segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki pengaruh terhadap
lingkungan disekitarnya. Perhatikan saja di daerah perkotaan dimana poplasi manusia lebih
banyak dan aktivitas yang meeka lakukan lebih beragam daripada mereka yang hidup di daerah
pedesaan. Beragam aktivitas manusia tersebut secara perlahan akan memberikan dampak
positif maupun negatif terhadap perubahan alam lingkungan hidup di mana mereka tinggal.
Kebanyakan pengaruh yang dihasilkan oleh manusia terhadap lingkungannya berdampak
negatif meskipun tidak sedikit juga perilaku ramah lingkungan yang dilakukan oelh manusia
guna memperbaiki alam lingkungan hidupnya. Perilaku manusia yang berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem yang mengakibatkan beberapa dampak buruk.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1) Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin
menciut (depletion).
2) Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota.
3) Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan
yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi
4) Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga
menimbulkan longsor.
5) Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas
lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan
dan terhadap manusia itu sendiri.
6) Penebangan Liar dan pembakaran hutan
7) Perburuan Hewan
8) Penggunaan Pestisida
9) Pembangunan Pabrik
10) Penambangan Liar
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain :
1) Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA
yang tidak dapat diperbaharui.
2) Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora
serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir.
3) Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar
yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya.
4) Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga
kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah
derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus.
5) Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan
keanekaan jenis makhluk hidup.
Pengaruh lingkungan terhadap manusia
1) Apabila manusia tidak merusak lingkungan maka lingkungan akan memberikan
kenikmatan karena ekosistem akan terjaga dan kepunahan flora dan fauna akan
berkurang.
2) Apabila manusia tidak lingkungan maka mengurangi terjadinya bencana alam yang
diakibatkan ulah manusia seperti banjir dan lain-lain.
3) Keanekaragaman biota akan muncul dengan berbagai jenis biota.
4) Apabila manusia sekarang tidak merusak maka penerusnya pun akan hidup dengan
senang karena kelangsungan hidupnya masih terpenuhi.
D. Contoh Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk
Penduduk merupakan individu yang mendiami suatu wilayah. Setiap individu pasti
mengalami yang disebut interaksi sosial. interaksi sosial adalah hubungan yang dinamis antara
orang satu orang ke orang lainnya, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok
dan kelompok.
Dalam setiap interaksi sosial akan terjadi hubungan timbal balik antara individu satu
dengan individu lainnya. Kerjasama antar anggota tim sepakbola (hubungan kerja sama), debat
antara calon presiden dalam memperebutkan kursi presiden (hubungan konflik), maupun
tawar-menawar antara pembeli dan penjual di pasar (hubungan informal) merupakan beberapa
contoh hubungan timbal balik antar penduduk dalam masyarakat.
E. Pengaruh Hubungan Timbal Balik Antar Penduduk Terhadap Lingkungan
Menilik kembali tahapan perkembangan peradaban manusia, mulai dari manusia hingga
pada tahapan masyarakat agraris, telah dibangun sebuah konsep yang menekankan pada
keseimbangan pada alam dan manusia karena disadari bahwa hanya daya dukung alam yang
dapat mendukung keberlanjutan kehidupan manusia (Zambon dkk, 2019). Namun kemudian
ketika terjadi revolusi industri, jumlah penduduk terus meningkat dengan signifikan dan
berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia juga terus dilakukan. Bahkan hal tersebut
terus berlangsung hingga terjadi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk mencapai
kesejahteraan manusia.
Di sisi lain, berbagai produksi materi untuk mewujudkan kesejahteraan manusia justru
menimbulkan banyak sisa-sisa pembuangan diantaranya polusi udara dan air. Berbagai
bencana akibat polusi sudah terjadi sejak awal abad ke 20, diantaranya bencana asap akibat
polusi di Belgia pada tahun 1939, kemudian bencana akibat polusi udara pada tahun 1948 dan
terakhir pada tahun 1952 di London yang mengakibatkan korban jiwa lebih dari 4000 jiwa (Shi
dkk, 2019). Semua kejadian bencana tersebut merupakan akibat nyata dari produksi yang
berlebihan akibat jumlah penduduk dan upaya mengejar kesejahteraan penduduk tanpa
mempertimbangkan keberlanjutan di masa mendatang.
Dalam proses bertambahnya penduduk juga telah melahirkan begitu banyak inovasi agar
keseimbangan alam tetap terjaga dan hubungan antar penduduk dengan lingkungannya dapat
terus terlaksana dengan baik. Banyak cara yang dicoba agar lingkungan tetap lestari meskipun
jumlah penggunaanya semakin meningkat, diantaranya :
A. Kembali mengingat kearifan lokal di Indonesia
Dampak kerusakan lingkungan yang sudah meluas di berbagai belahan bumi,
mendorong banyaknya para peneliti kembali mengungkapkan pentingnya untuk
menggunakan pendekatan yang bersifat budaya dalam pembangunan (Martin dkk, 2010).
Dalam tulisannya tentang Traditional Ecological Knowledge, disebutkan bahwa manusia
pada masa-masa mendatang harus terus beradaptasi dengan keterbatasan sumber daya
energy dan sumber daya alam lainnya. Pendekatan budaya dan nilai-nilai yang bersifat
tradisional akan menjadi semakin penting karena adanya pertimbangan keseimbangan
ekologi (Martin dkk, 2010). Tradisi lokal yang ada di berbagai kelompok masyarakat telah
terbukti mampu mendukung umat manusia tanpa adanya intervensi atau bantuan dari luar
komunitasnya (Ibid.).
Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa juga memiliki beragam
pengetahuan lokal untuk menjaga keseimbangan antara alam dan manusia. Beberapa
diantaranya adalah Tri Hita Karana di Bali yang bertujuan menjaga keseimbangan alam
yang terdiri dari keseimbangan manusia dengan lama, manusia dengan manusia dan juga
manusia dengan Sang Maha Pencipta, sistem sasi di wilayah Indonesia timur yang
bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan sumber daya alam, dan juga berbagai
kebijaksanaan yang sudah diturunkan dari nenek moyang sebuah komunitas seperti ilmu
pamali di Kampung Naga, Tasikmalaya dan juga bagi komunitas Badui di Banten dan juga
Suku Anak Dalam di Jambi. Semua menunjukkan bahwa di masa lalu alam merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
B. Pembangunan yang menjauhkan manusia dari alam dan meningkatkan perkotaan
Kehilangan keharmonisan hubungan antara alam dan penduduk tidak terlepas dari
pola pembangunan yang diterapkan. Salah satu contohnya adalah penetapan standard
tertentu untuk mengukur kesejahteraan. Secara global dan juga nasional, berbagai ukuran
kesejahteraan disusun dengan menggunakan indicator yang bersifat umum. Indeks kualitas
hidup salah satunya dan juga ukuran kemiskinan. Terdapat target untuk mencapai
kesejahteraan dengan mengutaakan angka pertumbuhan ekonomi akibatnya pembangunan
akan bias pada pertumbuhan ekonomi dan seringkali terjadi eksploitasi terhadap sumber
daya alam untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut. Kemudian, ukuran
kesejahteraan yang disusun secara generik juga menyebabkan terjadinya perubahan
orientasi pemenuhan kebutuhan pangan.
Adanya kebijakan untuk mengkonsumsi beras sebagai upaya pemenuhan
karbohidrat bagi masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan pola
makan bagi masyarakat yang sebelumnya lebih banyak menggantungkan pemenuhan
pangan mereka dari potensi lokal seperti sagu, ubi, dan jenis makanan lain selain beras
(Romdiati dkk, 2019). Setelah dikenalkan pada makanan lain selain yang terdapat di
lingkungan mereka, pada akhirnya masyarakat akan menggantungkan hidupnya pada
bahan makanan yang didatangkan dari luar daerah. Selanjutnya ketergantungan mereka
pada alam sekitar menjadi berkurang dan akan dengan mudah untuk lahan dialihfungsikan
menjadi non pertanian dan non perkebunan. Masifnya alih fungsi lahan juga terlihat dari
kecenderungan meningkatkan laju urbanisasi dan mengkotanya daerah daerah yang
sebelumnya merupakan wilayah perdesaan. Pada tahun 2020, diperkirakan persentase
penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah melebihi 50 persen. Tantangan akan
lebih besar dalam menjaga keseimbangan antara penduduk dan lingkungan.
Beberapa strategi sudah banyak dikembangkan diantaranya dengan mendorong
pembangunan kota yang lebih hijau, mengutamakan solusi yang berpihak pada lingkungan.
Namun, ada hal yang masih menjadi permasalahan laten yaitu hubungan antara desa dan
kota. Migran dari desa di kota masih sulit dikendalikan selama orientasi pembangunan di
desa tidak diutamakan untuk mensejahterakan penduduk di desa. Minat untuk bekerja di
sector pertanian terus menunjukkan penurunan karena tidak terdapat kompensasi yang
signifikan bagi generasi muda untuk bertahan di perdesaan (Ningrum dan Wiratri, 2017).
Berdasarkan target yang disebutkan dalam agenda pembangunan berkelanjutan, perlu
adanya konektifitas antara perdesaan dan perkotaan. Konektifas akan memberikan
keuntungan yang seimbang di kedua wilayah. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat
membantu dalam pengendalian mobilitas penduduk dari desa ke kota karena manfaat
ekonomi di desa sudah dapat diakomodasi melalui semakin membaikny konektifitas desa
dan kota. Melalui keseimbangan antara wilayah perdesaan dan perkotaan, diharapkan
keseimbangan antara penduduk dan lingkungan untuk mewujudkan keberlanjutan
pembangunan akan lebih mudah terwujud.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai penduduk yang mendiami suatu wilayah dimana wilayah yang kita tinggali
dulunya merupakan wilayah yang asri. Namun, pertambahan penduduk menyebabkan pemanfaatan
lingkungan menjadi semakin tak terkendali.
Perubahan lingkungan sebagai akibat tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak
negative, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup merupakan problema
besar yang di alami umat manusia sekarang ini. Bahkan, isu tentang HAM, demokrasi, dan
lingkungan.
Pemanfaatan alam sebagai bahan penunjang kehidupan akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya penduduk. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang berperan sebagai subjek
penikmat hasil alam paling banyak sudah harus sadar untuk tetap menjaga alam kita agar kehidupan
bisa terus berlanjut dan menjaga alam juga salah satu bentuk terima kasih kita kepada sang Maha
Kuasa karena telah memberikan kita alam yang sangat luar biasa.
B. Saran
Alangkah baiknya kita sebagai mahluk hidup harus dapat menjaga dan merawat lingkungan
karna sudah kita ketahui banyak bahaya yang dapat terjadi apabila kita tidak merawat lingungan
DAFTAR PUSTAKA
• https://dalduksulbar.com/wp/hubungan-timbal-balik-antara-masalah-
kependudukan-dengan-lingkungan-hidup/
• http://repository.ub.ac.id/100777/#:~:text=Manusia%20dan%20alam%20memili
ki%20hubungan,manusia%20dan%20makhluk%20hidup%20lainnya.
• https://www.kompasiana.com/nursyafika/5e00d658d541df59805fef82/hubungan-
antar-manusia-definisi-tujuan-jenis-syarat-faktor-tahapan-dan-
teknik#:~:text=Hubungan%20antar%20manusia%20adalah%20interaksi,kehidup
an%20untuk%20memperoleh%20kepuasaan%20hati.&text=Dari%20hubungan%
20antar%20sesama%20dapat%20terbentuk%20kerja%20sama.
• https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/124/0

Anda mungkin juga menyukai