Anda di halaman 1dari 7

PENEGAKAN

PIDANA NAS &


INT
Nama: Muhammad Dewantara
NPM: 3018210310
Kelas: A
MUTUAL LEGAL ASSISTANCE
 Bantuan timbal balik pidana (MLA) adalah proses formal untuk mendapatkan dan memberikan bantuan
dalam mengumpulkan bukti untuk digunakan dalam kasus-kasus pidana. Dalam beberapa kasus, bantuan
timbal balik pidana juga dapat digunakan untuk melakukan perampasan aset hasil korupsi. Bantuan
timbal balik pidana merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam kerja sama internasional di bidang
penegakan hukum pidana.
 Bantuan timbal balik pidana suatu perjanjian yang bertumpu pada permintaan bantuan yang berkaitan
dengan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di depan sidang pengadilan, dan lain-lain,
dari “Negara Diminta” pada “Negara Peminta”. Selain itu, bantuan timbal balik pidana dapat juga
diartikan sebagai upaya suatu negara untuk memperoleh barang bukti atau menarik kembali barang hasil
kejahatan yang berada di luar yurisdiksinya.
 Bantuan timbal balik pidana pada dasarnya merupakan suatu mekanisme formal yang suatu negara dapat
meminta negara lain untuk memberikan bantuan guna penyidikan, penuntutan, dan pengadilan suatu
perkara.
KERJASAMA MUTUAL LEGAL
ASSISTANCE INDONESIA
Maria P. Lumowa bekerjasama dengan rekan-rekannya. antara lain Adrian Waworuntu telah
mencairkan Letter of Credit (L/C) eksport ke luar negeri yang dilakukan oleh beberapa perusahaannya
dengan menggunakan persyaratan dokumen fiktif / palsu sehingga perbuatan mengakibatkan kerugian
keuangan negara. Maria P.Lumowa melarikan diri ke luar negeri sedangkan beberapa remannya berhasil
ditangkap, antara lain Adrian Waworuntu yang kasusnya telah dijatuhi hukuman penjara dan ganti rugi.
Hasil kejahatan korupsi yang diperoleh dari pencairan L/C di BNI, sebagian besar telah ditransfer
ke beberapa negara an tara lain: Singapura, Hongkong, Amerika Serikan, Saudi Arabia dan Uni Emirat
Arab. Untuk perampasan uang hasil kejahatannya tersebut, Indonesia telah mengajukan permintaan
MLA ke Hongkong, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Indonesia bekerjasama dengan Hongkong,Singapura,AS,Arab Saudi,dan UAE untuk melakukan


penyidikan,dan perampasan uang hasil kejahatan tersebut
Kerjasama dapat dilakukan berdasarkan legislasi nasional negara yang bersangkutan. Sejumlah negara juga
memiliki regulasi yang mengatur MLA dan/atau ekstradisi dengan negara-negara yang tidak menjadi Pihak dalam
perjanjian multilateral. Di bawah skema tersebut, legislasi Negara Diminta biasanya memformulasikan prosedur
untuk mengirimkan, menerima, mempertimbangkan dan melaksanakan permintaan.
Prosedur ini biasanya sama dengan skema yang diatur di dalam perjanjian multilateral, walaupun biasanya
terdapat beberapa persyaratan tambahan. Sebuah negara dapat mengatakan bahwa sebuah negara asing berhak
untuk menerima bantuan, atau mereka dapat mempertimbangkan setiap permintaan yang datang berdasarkan case-
by-case basis. Dalam hal belum ada perjanjian, maka MLA atas dasar hubungan baik berdasarkan asas resiprositas.
Untuk negara-negara non target, UU MLA Indonesia memungkinkan kerjasama tanpa adanya perjanjian
tetapi cukup dengan pernyataan akan bekerja sama secara resiprositas, maka bantuan akan dapat diberikan. Selain
itu, negara-negara juga dapat meminta bantuan Indonesia melalui kerangka kerja sama MLA di bawah UNCAC
dan United Nations Convention against Transnational Organized Crime (UNTOC).
DASAR HUKUM MUTUAL
LEGAL ASSISTANCE
 Undang-Undang RI No.1 Tahun 2006 tentang Perjanjian Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

 UNCAC (United Nation Convention Against Corruption)

 UNTOC (United Nation Convention Against Transorganized Crime)

 Dasar hukum pelaksanaan kerjasama Bantuan Timbal Balik (Mutual Legal Assistance) antara Negara
Republik Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya diatur dalam UndangUndang Nomor
15 Tahun 2008 tentang Pengesahan Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (Perjanjian
tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana)
JENIS PERBUATAN PIDANA APA YANG
DIATUR DALAM MUTUAL LEGAL
ASSITANCE
 KORUPSI

 PENCUCIAN UANG

 PENYELUNDUPAN SENJATA

 HUMAN TRAFFICKING
HASIL DARI MUTUAL LEGAL
ASSISTANCE
 Indonesia telah mengajukan permintaan MLA ke Hongkong, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni
Emirat Arab. Hongkong memberikan jawaban bahwa rekening bank yang menampung uang transfer dari
Adrian telah ditransfer sebagian ke bank di Singapura dan rekening di Hongkong sudah tidak aktif lagi.
Hasil penyidikan di Amerika Serikat bahwa uang yang ditransfer oleh Adrian telah digunakan-untuk
membeli sebuah perusahaan yang kolep.
 Arab Saudi memberitahukan bahwa uang Adrian telah ditransfer ke negara lain dan UEA belum
memberikan jawaban. Saat ini sedang disiapkan permintaan MLA kepada Singapura bekerjasama dengan
PBB dan Bank Dunia (dalam proyek Stolen Asset Recovery / StAR) untuk penyitaan asset Adrian
Waworuntu di Singapura. Pengajuan permintaan MLA kepada Singapura sedang dalam proses

Anda mungkin juga menyukai