Model Perubahan Politik di Negara-negara PSI

- Jumat, 8 April 2022 | 16:51 WIB
Foto Dubes Ukraina untuk RI berdiri di atas mobil komando berpidato depan mahasiswa pendemo yang menyatakan solidaritas pada rakyat Ukraina yang dizalimi Rusia. Kita melihat dunia sedang berubah, terutama di negara Pakistan Srilanka (Cabe)
Foto Dubes Ukraina untuk RI berdiri di atas mobil komando berpidato depan mahasiswa pendemo yang menyatakan solidaritas pada rakyat Ukraina yang dizalimi Rusia. Kita melihat dunia sedang berubah, terutama di negara Pakistan Srilanka (Cabe)

HALLO JAKARTA - Problem dasar pada rakyat di negara-negara PSI adalah distrust pada pemerintah yang meraka anggap lalai memenuhi kebutuhan rakyat banyak, baik itu di Pakistan - Srilanka - Indonesia.

Relasi negara-negara PSI juga sama terhadap USA. Mereka tidak akrab. Tapi timeline gerakan perlawanan terhadap rezim juga sama, yaitu setelah perang Ukraina mereda. Penyelesaian konflik di Pakistan dan Srilanka sama. Mereka menggunakan lembaga konstitusi masing-masing untuk menggergaji kekuasaan eksekutif hingga rebah. Tak terlihat peran Angkatan Bersenjata dalam perobohan kekuasaan eksekutif di Pakistan mau pun Srilanka. Indonesia?

Indonesia sejauh ini baru tingkat demo yang dimotori mahasiswa di seluruh Indonesia. Yang menarik demo mahasiswa ke Kedubes Ukraina menyatakan simpati pada rakyat Ukraina yang dizalimi Rusia, dan mendemo Kedubes Rusia.

Aksi mahasiswa mendemo pemerintah 11 April 2022 nanti. Yang menarik demo ini akan diikuti rupa-rupa eksponen. Dan eksponen-eksponen itu sama menyatakan, menyilahkan mahasiswa di depan, mereka ikut.

11 April bulan puasa, 'kan? Ya. Demo Angkatan 66 jelang keluarnya Super Semar juga bulan puasa malah demo sebulan penuh. 

Yang sudah-sudah perubahan kekuasaan itu serial, tidak saja satu negara yang berubah, tapi beberapa negara target, dalam time frame hitung bulan, berubah juga.

Juga dalam cara perubahan, kalau yang satu pakai cara coup d'etat, semua target berubah dengan cara coup d'etat. Melihat Pakistan dan Srilanka secara konstitusi, yang lain juga akan sama lah.

Kelembagaan konstitusional mesti sejalan dengan aspirasi yang muncul on the sunny side of the street. Tak bisa lain. Menghitung kali ini tak bisa lagi kuantitatif. Menghitung perjalanan sang waktu untuk urusan seperti ini sering terjadi unicum, lembaga konstitusi berubah lebih cepat dari jalanan. Eh, sudah berubah 'tu bapak.

Yang penting tak ada lembaga konstitusi kalau tak ada jalanan. (Ridwan Saidi)***

Artikel Selanjutnya

Arah Demo dan Demokrasi Indonesia

Editor: A Toha Almansur

Sumber: Catatan Babe

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Jejak Tari Saman di Jakarta

Minggu, 6 Agustus 2023 | 08:50 WIB
X