Headline

Lapangan Kerja Kurang Bermutu

Pendapatan masyarakat, terutama kelompok menengah bawah, cenderung stagnan di tengah ancaman inflasi pangan yang masih membayangi.

Fokus

Layanan Prima di Fasilitas Bintang Lima

Polda Jambi berhasil menyulap kesan menegangkan di lingkungan kepolisian menjadi lebih humanis. Hasilnya, warga lebih nyaman dan tak segan datang untuk memperoleh layanan.

Waspadai Celah Pemilu Curang

03/1/2024 05:00

SEBAGAI perhelatan demokrasi, keberhasilan pemilu sudah diukur jauh sebelum hari pencoblosan. Ukuran keberhasilan paling awal ialah keakuratan data pemilih tetap (DPT).

Pada 2 Juli 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan DPT Pemilu 2024 sebanyak 204,8 juta pemilih. Sayangnya, DPT ini belum bisa menjadi indikator awal kesuksesan pemilu kita.

Sebabnya, di masa pemilu yang kurang dari dua bulan lagi, kesengkarutan DPT belum juga tuntas. Tidak hanya kasus kebocoran data pemilih yang sejak bulan lalu belum juga dituntaskan oleh KPU, kini mencuat keluhan dari pekerja migran di Malaysia yang belum masuk DPT.

Keluhan ini sama sekali bukan sepele. Berdasarkan video pengakuan perwakilan pekerja migran yang kemudian menjadi viral itu, ada ratusan ribu orang yang belum terdaftar.

Mereka juga mencurigai kinerja Panitia Pemilihan Luar Negri (PPLN) Malaysia yang tidak becus. Sebabnya, berdasarkan informasi dari salah satu pekerja migran yang menjadi petugas pemuktahiran data pemilih (pantarlih), mereka tidak diminta untuk melakukan validasi oleh PPLN, padahal ada data pemilih yang tidak bisa dihubungi atau dicurigai fiktif. Para pekerja migran pun berinisiatif melaporkan temuan-temuan itu kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Malaysia.

Kesengkarutan data pemilih memang lagu lama di pemilu Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang amat luas, ditambah terbatasnya jumlah petugas termasuk petugas di luar negeri, menjadi alasan klasik kendala akurasi data.

Meski begitu, kasus di Malaysia, jika benar, ialah bukti terjadinya pelanggaran. Sesuai Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penyusunan Daftar Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Sistem Informasi Data Pemilih, maka pantarlih harus melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data. Soal lokasi di luar negeri bukanlah alasan karena KPU, sejak Februari tahun lalu, menyatakan bahwa coklit bisa dilakukan secara virtual.

Karena itu, kasus di Malaysia harus diusut serius dan segera. Jangan sampai ada suara-suara minor seperti merasa tidak aneh ada ratusan ribu WNI yang tidak masuk DPT karena proses coklit memang dilanggar.

Tidak hanya di Malaysia, kejanggalan juga muncul di Taiwan. Menjelang akhir tahun kemarin, ada 62.552 surat suara yang terkirim lebih cepat ke para pemilih di Taipei, Taiwan. KPU menyatakan hal itu sebagai kelalaian dan menetapkan surat-surat suara itu tidak sah.

Munculnya kasus-kasus ini harus sangat diwaspadai. Terlebih Malaysia dan Taiwan termasuk dalam 20 negara yang dinyatakan Bawaslu rawan kecurangan.

Sebab itu, meski tindakan perbaikan dilakukan KPU, kasus-kasus tersebut tidak bisa dianggap angin lalu. Peringatan Bawaslu pastilah berdasar, dan memang di negara seperti Malaysia bukan kali ini saja terjadi kasus terkait penyelenggaraan pemilu.

Pada 2019, terjadi kasus surat suara yang sudah tercoblos. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) kemudian menyatakan dua anggota PPLN Malaysia melanggar kode etik dan memberikan sanksi bahwa keduanya tidak dapat lagi menjadi panitia pemilu.

Kendati kasus tahun ini sedikit berbeda, kita menuntut pengusutan serius juga dilakukan pada PPLN Malaysia. Jika benar ditemukan indikasi kecurangan, sanksi harus ditegakkan sebelum hari pencoblosan semakin dekat.

Tidak berhenti sampai di situ, kita juga menuntut KPU untuk menuntaskan segala persoalan terkait data pemilih dan logistik pemilu yang masih ada, termasuk kasus dugaan kebocoran data pemilih yang bulan lalu mencuat. Hingga saat ini, KPU belum memberikan penjelasan tuntas atas dugaan kebocoran 204 juta data pemilih tersebut.

Dengan banyaknya permasalahan di masa genting menjelang pencoblosan ini, kita mendorong masyarakat untuk sangat kritis dan proaktif. Masyarakat harus peka dan berani melaporkan segala kejanggalan terkait pemilu. Hanya dengan cara itulah kita masih bisa berharap akan suksesnya pemilu, di saat tolok ukur awal sudah jauh dari ideal.

Demokrasi kita kini kerap dianggap sedang dipukul mundur. Jangan sampai kian babak belur akibat pemilu yang tidak adil dan tidak jujur.



Berita Lainnya
  • Memupus Perlawanan Ghufron

    08/5/2024 05:00

    KIRANYA tidak salah mengatakan bangsa ini sedang mengalami krisis etika. Contoh buruk soal etika berkali-kali dipertontonkan justru oleh para elite dan pemegang jabatan tinggi di negeri ini.

  • Sadisme di Luar Nalar

    07/5/2024 20:00

    KEKERASAN terhadap perempuan hingga berujung kematian belakangan ini kian memprihatinkan

  • RUU Lembaga Kepresidenan Dianaktirikan

    07/5/2024 05:00

    SETIAP memasuki bulan Mei, sebagai anak bangsa kita kembali merenungi sejauh apa amanat reformasi dijalankan.

  • Jokowi Ketemu Mega? SBY Ketemu Mega?

    06/5/2024 20:00

    ADA yang tidak pas dengan hubungan elite di negeri ini. Hubungan para presiden ibarat minyak dengan air, sulit menyatu. Para mantan presiden seperti saling mengambil jarak.

  • Melunakkan Ego para Mantan

    06/5/2024 05:00

    SEBUAH gagasan menarik dilontarkan Presiden terpilih RI Prabowo Subianto. Ia ingin menginisiasi presidential club.

  • Jauhkan Seleksi ASN dari Syahwat Politik

    04/5/2024 05:00

    HARAPAN selalu ada dalam kehidupan politik. Ia bahkan menjadi ‘bahasa jualan’ atau barang dagangan para politikus.

  • Pendidikan Mahal Mesti Dievaluasi

    03/5/2024 05:00

    SETIAP perayaan, setiap peringatan semestinya selalu dijadikan ajang refleksi. Begitu pun dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diseremonikan setiap tanggal 2 Mei

  • Gagap Pelayanan Kepabeanan

    02/5/2024 21:00

    REPUTASI buruk pelayanan publik masih menjadi pekerjaan rumah bagi birokrasi di negeri ini.

  • Sengatan Panas Impor Pangan

    02/5/2024 05:00

    SELAMA lebih dari sepekan belakangan, sebagian wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan diterjang gelombang panas.

  • Akhiri Perbudakan Modern

    01/5/2024 05:00

    LANGIT mendung masih menggelayuti Bumi Pertiwi pada Hari Buruh Internasional 1 Mei, hari ini.

  • Jauhkan MK dari Konflik Kepentingan

    30/4/2024 05:00

    HAKIM konstitusi ialah negarawan yang diharapkan mampu menjaga muruah konstitusi.

  • Menunggu PDIP Jadi Oposisi

    29/4/2024 20:00

    PEMILU sudah usai. Proses sengketa hasil pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) juga sudah tuntas.

  • Mental Bangsa Pemenang

    29/4/2024 05:00

    SEJARAH sudah diukir Rizky Ridho dan kawan-kawan di ajang sepak bola Piala Asia U-23.

  • Terbanting Angka Stunting

    27/4/2024 05:00

    DI akhir pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, penanganan prevalensi stunting atau tengkes ternyata meloyo.

  • Dukungan Surya Demi Membangun Bangsa

    26/4/2024 20:00

    POLITIK sesungguhnya berwatak mulia, bukan sekadar urusan menang dan kalah apalagi menang-menangan.

  • Cekcok Tambah Coreng Muka KPK

    26/4/2024 05:00

    RANAH pemberantasan korupsi belakangan bertubi-tubi direcoki sejumlah skandal yang terkuak ke publik.