Headline

Apresiasi bagi Tim Indonesia

Hanya pemain tunggal Jonatan Christie yang sempat memperpanjang napas Indonesia setelah menaklukkan Li Shi Feng.

Fokus

Petaka di Balik Ormas Kelola Tambang

Jika wacana itu diterapkan, dikhawatirkan terjadi kekacauan dalam pengelolaan proyek pertambangan, adanya tumpang tindih pemanfaatan lahan, dan munculnya kerusakan lingkungan

Asmaul Husna: Allah Al-Wahhab Maha Memberi tanpa Berharap Imbalan

Meilani Teniwut
13/9/2022 14:47
Asmaul Husna: Allah Al-Wahhab Maha Memberi tanpa Berharap Imbalan
Tulisan arab Al-Wahhab.(DOK Instagram.)

KALI ini kita akan membahas tentang salah satu asmaul husna milik Allah SWT yaitu Al-Wahhab. Apakah makna dari Al-Wahhab dan mengapa Allah layak disebut Al-Wahhab?

Mari kita simak penjelasan berikut yang dilansir dari @limofficial_lirboyo di Instagram.

Makna Al-Wahhab

Al-Wahhab berakar dari kata hibah yang berarti pemberian tulus tanpa berharap memperoleh imbalan dan tidak disertai kepentingan. Inilah perbedaan pemberian Allah dengan manusia. 

Banyak manusia yang suka memberi, tetapi berapa banyak yang memberi dengan tulus? Bahkan, tidak ada manusia yang memberi kecuali pemberiannya mengandung kepentingan atau timbal balik yang menguntungkan, baik yang dapat dipetik seketika itu pula maupun yang baru diperolehnya di masa yang akan datang. 

Ada kepentingan timbal balik yang bernuansa duniawi, seperti memberi agar dipuji, dicintai, dan dimuliakan sesama makhluk. Cobalah kita perhatikan masa-masa menjelang pemilu, pilkada, dan semacamnya. 

Orang yang biasanya kikir sekalipun banyak yang tiba-tiba menjadi dermawan. Namun, tentu saja, kedermawanan itu dilatarbelakangi ambisinya untuk memenangkan perhelatan tersebut. 

Baca juga: Asmaul Husna, Allah Al-Qahhar Yang Maha Mengalahkan Musuh

Ada pula pemberian dengan kepentingan atau timbal balik yang bernuansa ukhrawi. Ini derajat pemberian tertinggi yang bisa dicapai manusia, yakni memberi hanya untuk mendapatkan rida Allah SWT, bukan demi pahala, apalagi surga. 

Semua itu, baik yang bernuansa duniawi maupun ukhrawi, bagaimana pun bentuknya tetaplah dianggap sebagai kepentingan atau timbal balik. Hanya ada satu sosok Yang Maha Memberi tanpa berharap ada kepentingan atau timbal balik. Siapa lagi kalau bukan Allah SWT yang salah satu asma-Nya ialah Al-Wahhab. 

Pemberian Allah

Sebut saja salah satu pemberian-Nya seperti napas. Sudah berapa banyak napas yang kita hirup dan embuskan sepanjang hidup ?

Dan berapa harga yang harus kita tebus untuk mendapatkannya? Napas yang tak terhitung jumlahnya kita peroleh secara cuma-cuma. 

Bahkan, Allah SWT tidak memberikan napas agar setiap orang yang menghirup mengagungkan dzat-Nya. Dia tidak butuh diagungkan karena Dia-lah yang Maha Agung meski tak ada satu pun mahkluk yang mengagungkan-Nya. (OL-14)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Wisnu
Berita Lainnya