Legenda Goa Babaliang di Kawasan Danau Toba Tembus Hingga ke Raya

GoaSimalungun – Goa Babaliang terletak di pinggiran kawasan Danau Toba tepatnya di Desa Liang Atas, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun atau berjarak sekitar 55 Km dari ibukota Simalungun, Pematang Raya. Goa Babaliang tersebut ternyata tembus hingga ke Raya.

Hal itu diutarakan Tokoh Masyarakat Desa Liang Atas, S Silalahi dan warga lainnya ketika SIB berkunjung ke desa itu baru-baru ini.
Silalahi menceritakan, sebuah legenda, bahwa pada zaman dahulu kala ada seorang nelayan bermarga Turnip yang berasal dari daerah Samosir. Ia (marga Turnip) bersama anjing kesayangannya berangkat dari Samosir menggunakan perahu untuk mencari ikan di pesisir Danau Toba tepatnya di depan lubang goa tersebut. Setelah sekian lama mencari ikan, marga Turnip bersama anjingnya memilih untuk istirahat di depan lubang goa tersebut.

Tiba – tiba anjingnya berlari dan menggonggong ke arah lubang goa. Si Turnip kaget dan berlari mengejar anjingnya ke dalam lubang tersebut, namun ia (Turnip) ketinggalan dan hanya mendengar suara gonggongan anjingnya.

Awalnya, Turnip beranggapan bahwa ada hewan buruan yang dikejar anjingnya. Tapi karena anjingnya terus menggonggong dan berlari semakin jauh ke dalam, si Turnip bergegas mengejar anjingnya. Anjing tersebut adalah anjing kesayangannya sehingga si Turnip berlari mengikuti lobang goa karena masih mendengar suara gonggongan anjingnya.

Sambil mengikuti lobang goa dan mendengar suara anjingnya, tidak terasa si Turnip sudah berada di dalam goa selama 30 hari lamanya. Karena di dalam goa terdapat beberapa lobang, sehingga si Turnip pun tersesat. Namun ia memilih untuk mengikuti suara anjingnya yang terus menggonggong tanpa memikirkan resiko yang dihadapinya.

Setelah 30 hari lamanya berada di dalam goa tersebut, tiba-tiba Turnip melihat sesuatu berupa akar pohon yang menembus ke dalam goa. Ia mencium akar tersebut, ternyata akar itu adalah akar pohon jeruk, sehingga si Turnip memiliki firasat bahwa ia sudah selamat dari goa itu. Lalu Turnip menarik akar tersebut dan akhirnya roboh menimpanya. Setelah roboh, si Turnip melihat cahaya dan melihat awan, ternyata ia sudah selamat dari lubang goa.

Kemudian ia keluar dari lubang itu dan melihat ada beberapa “inang-inang” (ibu-ibu, red) sedang menumbuk padi. Para ibu terkejut dan melarikan diri sambil berteriak “datang manusia dari bawah tanah”. Sebab, seluruh telinga Turnip sudah habis dimakan kelelawar sewaktu berada di dalam goa. Si Turnip tidak menghiraukan hal itu, ia hanya berfikir bahwa ia selamat dari lobang tersebut dan sudah berada di suatu desa yaitu Desa Raya.

Si Turnip senang karena sudah selamat dari lubang goa tersebut. Namun, ia berfikir bahwa ia diselamatkan pohon “utte” (jeruk dalam bahasa Indonesia). Akhirnya marga Turnip tersebut merobah marganya menjadi marga Munthe, karena “utte” yang menyelamatkannya. Begitu cerita S Silalahi kepada SIB.

Penasaran, kemudian Wartawan Mey Hendika Girsang SE bersama Liberth Ronald Sinaga, S Silalahi dan beberapa masyarakat Desa Liang Atas berangkat menelusuri Goa Babaliang. Dengan peralatan seadanya, bersama-sama memasuki goa sekitar 40 meter ke dalam. Ternyata di dalam goa sangat gelap dan mencekam. Saat berada di dalam goa, ribuan kelelawar berterbangan ke luar goa. Sempat takut, tapi sangat menyenangkan, karena kelelawar tidak mengganggu.

Di dalam goa terdapat beberapa simpang. Batu indah menempel di dinding goa yang terukir secara alami. Udaranya sejuk dan nyaman, sehingga sangat memikat untuk tetap berada di dalam goa tersebut. Damai, nyaman, tentram dan sejuk dirasakan sewaktu berada di Goa Babaliang. Saat berada di depan lobang goa, air Danau Toba terlihat jernih dan berseri. Melihat suasananya, Goa Babaliang sangat pantas dijadikan objek pariwisata di Simalungun. (C11/ r)

Satu pemikiran pada “Legenda Goa Babaliang di Kawasan Danau Toba Tembus Hingga ke Raya

Berikan Saran dan Informasi anda di Situs Nababan ini ....terimakasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.