TEMPO.CO , Lombok--Tokek di Lombok dan Sumbawa menjadi reptile komoditi potensi untuk dieskpor ke Taiwan dan Jepang. Terkadang seorang di antara ratusan pengumpul tokek di Lombok, seminggu bisa dua kali kirim minimal 50 ekor. Harga tokek yang berukuran 35 senti dibeli oleh sekitar Rp 200 ribu-Rp 250 ribu. Harga jualnya ke pembeli di Jawa per ekornya mencapai Rp 400 ribu.
Tokek tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengobatan penderita gatal-gatal. Namun jika ada tokek yang berukuran 60 sentimeter dan beratnya lima ons, memiliki khasiat pengobatan kekebalan tubuh. "Harganya bisa mencapai Rp 2 miliar per ons," kata salah seorang pedagang di Ampenan, Basyir, 42 tahun, kepada Tempo, Sabtu 4 Januari 2014 siang. Sehari-hari Basyir memiliki pekerjaan lain sebagai tukang service arloji.
Basyir mengatakan jika tidak musim hujan, seorang pencari tokek di hutan bisa mendapatkan hingga 12 ekor selama sehari. Kalau di Lombok, banyak pencari tokek yang mencari di kawasan hutan Sesaot Lombok Barat.
Seorang rekan usaha Basyir yang tidak bersedia disebut nama sebenarnya, Sulaiman, 38 tahun, menjelaskan bahwa permintaan tokek cukup tinggi. "Suplai tidak terbatas," ujar Sulaiman yang sebelumnya memiliki usaha suplai makanan di kawasan wisata Senggigi.
Namun, untuk tokek berukuran besar, harus mendatangkan seorang tenaga ahli yang disebut sebagai pemeriksa kebenaran binatang tersebut. Ini untuk menghindari ketidak benaran binatang yang ditawarkan. "Ada tenaga ahli dari WHO yang datang mengecek tokeknya," ucapnya.
Di Lombok, ada dua jenis tokek berdasar warna kulitnya yaitu silver dan coklat bintik-bintik ungu. Biasanya, tokek yang baru didapat warna kulitnya kehitam-hitaman. Setelah menjalani perawatan selama tiga hari, berubah warnanya menjadi silver.
Tokek diburu untuk kepentingan eksportir di Semarang melalui pedagang besar di Surabaya. Sebelum pengiriman, tokek tersebut diberikan makanan berupa jangkrik agar dapat bertahan hidup selama tiga hari. Jika diberikan umpan tikus, mampu bertahan hingga sebulan.
Sebelumnya, sejak berkembangnya industri wisata di Senggigi, tokek menjadi popular karena menjadi daya tarik wisatawan yang menginap di kamar hotel. Waktu itu, diketahui tidak sedikit wisatawan yang mengetahui adanya tokek sewaktu berlibur di Senggigi. Hingga akhirnya menjadi salah satu daya tarik gambar-gambar kaos bertulisan Gecko.
Dikutip di Wikipedia, cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya. Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang.
Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.
Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa.
Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah.
Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih.
Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina.
SUPRIYANTHO KHAFID
Terpopuler:
Pengamat: Penggerebekan Teroris Ciputat Janggal
Polisi Bantah Sengaja Habisi Teroris di TKP
Tak Bisa Kelola Banten, Atut Akan Protes ke KPK
Alasan Ahok Ogah Ikuti Instruksi Jokowi