Dosen Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Makassar Muh Rizaldi menuturkan, warga biasanya harus pergi ke kebun, hutan atau perairan di sekitarnya untuk bisa menemukan katak tersebut.
"Itu jarang-jarang, tapi adanya emang cuma di kawasan itu," ujar Rizaldi saat dihubungi detikcom, Senin (1/5/2017).
"Biasanya itu digoreng atau direbus. Dimakan sambil minum tuak, atau dikasih ke orang yang emang konsumsi tuak," ungkap Rizaldi menjelaskan mengenai kebiasaan masyarakat setempat.
Baca juga: 9 Ekor Katak 'Raksasa' 1,5 Kg Ditemukan di Enrekang Sulsel
Foto: Dok. Istimewa |
"Tekstur dagingnya mirip cendawan (jamur merang), agak kenyal. Kebiasaan di bakar dulu setelah itu di tumis kecap," tutur Rizaldi.
Sebanyak 9 ekor katak 'raksasa' ditemukan warga di Desa Buntu Mondong, Kecamatan Buntu Batu, Enrekang, Sulawesi Selatan. Katak-katak tersebut ditemukan di kebun salak pada 24 April 2017 lalu.
Apa yang disampaikan Rizaldi di atas merupakan kebiasaan sebagian masyarakat setempat. Daging katak itu sendiri oleh sebagian besar umat muslim dianggap haram. (rna/fai)