Ribuan Ternak Babi di Parimo Mati Akibat Wabah Virus

oleh
Ribuan Ternak Babi di Parimo Mati Akibat Wabah Virus
Ilustrasi (Foto : Mitrapolri.com)

PARIMO, parimoaktual.com – Ribuan ternak Babi di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mati akibat wabah virus. 

Berdasarkan data yang dilaporkan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Parimo mencatat sekitar 3642 ekor babi yang mati dan dipotong paksa di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Sausu, Balinggi dan Torue. 

Dikonfirmasi via Whatsapp, Kamis (25/05/2023), Plt Kepala DPKH Parimo Normawati Said mengatakan, penyebab kematian babi tersebut disebabkan oleh virus sehingga menyebabkan penyakit Clasical Swine fever (CSF) atau colera pada babi dan African Swine Fever (ASF) atau demam babi Africa. 

Baca Juga : Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Edukasi Masyarakat Pelaku Usaha di Parimo

Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan apakah penyakit tersebut adalah CSF atau ASF karena gejalanya sama. 

“Sekarang kami sedang menunggu hasil uji lab sampel darah yang dikirim ke laboratorium di Maros, apakah penyakitnya CSF atau ASF,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, untuk penyakit CSF saat ini sudah ada vaksin dan obatnya. Sementara penyakit ASF, belum ada vaksin dan obatnya.  

Baca Juga : Pemda Parimo Gelar Pelatihan Dasar CPNS

“Di Kabupaten Parimo, penyebaran penyakit ini sudah ada di empat Kecamatan di wilayah selatan yakni, Kecamatan parigi Selatan, Torue, Balinggi dan Sausu,” katanya.  

Ia menambahkan, sebanyak 281 ekor babi telah diberikan pengobatan, 965 ekor telah diberikan vaksin secara mandiri. Adapun 3642 ekor babi yang mati atau dipotong paksa, menurutnya sebelumnya semuanya telah ditangani. 

Untuk mengantisipasi penularan meluasnya wabah virus tersebut, DPKH Kabupaten Parimo, mengeluarkan surat edaran terkait penanganan ternak babi yang sakit dan yang mati. 

Melakukan sosialisasi, edukasi, pengobatan, pemberian vitamin, antibiotik dan penyemprotan disinfektan kepada peternak. 

Memohon bantuan berupa obat obatan, vitamin, vaksin, disinfektan dari dinas Peternakan Provinsi Sulteng dan membuat telaahan staf kepada Bupati untuk penganggaran penanganan wabah penyakit yang ada. Iwan Tj 

 

 

 

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *