Kamis, 9 Mei 2024

Bupati Sambas Obati Nestapa Petani, Beli Gabah, Lalu Pasarkan Merek Lunggi Mas

- Senin, 31 Agustus 2020 | 11:17 WIB
BERAS LOKAL: Bupati Sambas memperkenalkan brand beras Sambas, Lunggi Mas saat peringatan HUT Kota Sambas dan Perpindahan Ibu Kota Sambas belum lama ini.  FAHROZI/PONTIANAK POST
BERAS LOKAL: Bupati Sambas memperkenalkan brand beras Sambas, Lunggi Mas saat peringatan HUT Kota Sambas dan Perpindahan Ibu Kota Sambas belum lama ini. FAHROZI/PONTIANAK POST

SAMBAS - Kabupaten Sambas sudah memiliki merek beras kemasan sendiri, yakni Lunggi Mas. Program yang langsung didorong Bupati dan Wakil Bupati Sambas, H Atbah Romin Suhaili Lc MH dan Hj Hairiah SH MH ini diharapkan berdampak pada kesejahteraan petani dan perekonomian di Kabupaten Sambas.

Melalui Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) yang sudah terbentuk, yakni Koperasi Gemilang Tebas Jaya, gabah hasil panen petani dibeli kemudian digiling, dikemas dengan merek Beras Lunggi Mas, yang selanjutnya dipasarkan.

Bupati Sambas, H Atbah Romin Suhaili Lc MH bertepatan dengan Hari perpindahan Ibu Kota dan HUT Kota Sambas tahun 2020 melaunching beras merek Sambas Lunggi Mas. Disampaikannya, lunggi mas merupakan merek kemasan beras yang berasal dari gabah hasil panen petani Kabupaten Sambas.

“Lunggi Mas adalah brand beras kemasan Sambas, ini bagian upaya kami untuk menjual beras lokal ke masyarakat Kabupaten Sambas. Ke depannya, kami ingin brand beras Sambas ini bisa dijual keluar Kabupaten Sambas,” kata Bupati Sambas. Saat ini, sebutnya, bagaimana memenuhi kebutuhan lokal (Kabupaten Sambas), namun ke depannya ekspor juga bisa dilakukan. “Kami akan penuhi terlebih dahulu kebutuhan lokal, Pemkab akan bantu dari sisi permodalan, sarana dan prasarana, agar secara rutin bisa ada, kemudian kualitas terjamin,” kata Atbah.

Dilangkah awal, Bupati Sambas sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sambas serta perusahan sawit di Wilayah Kabupaten Sambas, untuk mengkonsumsi beras lokal. “Saya sudah tandatangani SE agar ASN dan perusahaan sawit membeli beras lokal. Tujuannya tak lain, bagaimana bersama-sama membantu para petani, agar ada nilai tambah yang didapatkan petani, sehingga jika ini terus dilakukan kesejahteraan petani akan meningkat,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Ir M Yayan Kurniawan MMA menyebutkan sudah seharusnya Sambas memiliki brand beras sendiri. Terlebih, didaerah ini surplus beras. “Kalau ditingkat penggilingan padi, ada juga yang sudah memiliki merek sendiri namun sifatnya per zona. Tetapi Pak Bupati menginginkan bagaimana itu didukung supaya bisa di lingkup kabupaten. Terlebih dari kemampuan ada, kelembagaan ekonomi petani ada, dan juga didukung adanya program dari Kementerian Pertanian,” kata M Yayan.

Sehingga melalui Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Koperasi Gemilang Tebas Jaya, dimana koperasi ini mendapatkan penghargaan dari Kementan, Pemkab Sambas mendukung program tersebut untuk dikembangkan. “Koperasi ini dikelola oleh petani dan beranggotakan petani,” katanya.

Dalam upaya membantu pengembangan koperasi tersebut. Pada saat Covid 19, Pemkab melalui koperasi itu diberi kesempatan untuk pengadaan beras yang digunakan untuk bantuan sosial kepada warga yang terdampak covid 19, sebanyak Rp4 Miliar. “Bukan saja beras, melalui koperasi itu juga harus menyiapkan minyak untuk bantuan ke warga terdampak covid 19,” katanya.

Lembaga tersebut, kata Yayan, juga didorong mengelola perbenihan padi, dimana penangkar benih di Kabupaten Sambas hasilnya dibeli untuk kemudian dipasarkan guna mencukupi kebutuhan benih padi petani saat musim tanam.

“Kami juga mendorong, koperasi ini membeli benih dari petani penangkar benih padi di Sambas, hasilnya dibeli dalam bentuk proyek oleh Kementan yang nanti dijual kembali ke petani Sambas, di tahun ini hampir 20 ribu Hektare, jadi ke depan, koperasi ini akan didorong selain beras, benih, pupuk dan obat-obatan pertanian, sehingga kebutuhan petani tersedia di tempat itu,” katanya.

Bahkan, untuk produksi beras. Koperasi ini sudah mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian, berupa Rice Milling Unit (RMU) atau mesin giling padi, mesin packing. Sedangkan dari Pemkab Sambas, sudah disurvei untuk program pembangunan infrastruktur penunjang, yakni akses jalan dan jembatan di lingkungannya.

“Pemkab Sambas sudah survei untuk membuat jalan aspal dan jembatan, ini untuk mempermudah mobilitas, jembatan untuk keluar masuk kendaraan yang kapasitasnya besar,” katanya.

Selain itu, Pemkab juga akan membantu dalam permodalan yang sifatnya bukan bentuk percuma. Yakni dalam program cadangan pangan daerah. Dimana diwajibkan daerah memiliki cadangan pangan daerah. “Pemkab ini mengeluarkan dana Rp2,5 Miliar untuk anggaran cadangan pangan daerah. Dana itu diserahkan ke koperasi itu untuk mempersiapkan cadangan pangan daerah,” katanya.

Diharapkan adanya bantuan-bantuan tersebut, koperasi bisa berkembang. Terutama dalam upaya penyiapan beras lokal. Terlebih Bupati Sambas sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh ASN dan perusahaan sawit mengkonsumsi beras lokal.

“Tentunya, jika 40 persen dari jumlah ASN di lingkungan PEmkab Sambas ditambah karyawan diperusahaan sawit mengkonsumsi beras lokal. Itu akan sangat membantu mereka berkembang. Selanjutnya bisa lebih besar, dan keuntungannya tak hanya dirasakan anggota koperasi, tapi juga petani di Kabupaten Sambas, karena gabah dibeli dengan harga stabil, dan tentunya akan berdampak pada perekonomian daerah,” katanya.

Di kesempatan ini, Yayan menyebutkan luasan Sawah di Kabupaten Sambas terkoreksi berkisar 43 Ribu Hektare. Dari jumlah ini, rata-rata petani panen dua kali dalam satu tahun dengan kisaran jumlah produksi 150 Ton gabah. Di seluruh kecamatan di Kabupaten Sambas ada lahan sawah. Namun untuk yang lingkup besar memang pertama di Tebas sekitar lima ribu Hektare, Pemangkat sekitar 3 ribu hektare, kemudian di Selakau, Selakau Timur, Salatiga, Sebawi, Jawai.

Sesuai program nasional, Kementerian Pertanian meminta adanya intensifikasi, sehingga ada peningkatan produktivitas terlebih ditengah wabah pandemi covid 19. “Kami dalam rangka peningkatan produksi petani, sedang digencarkan sosialisasi panen tiga kali dalam satu tahun yakni dengan benih Trisakti yang umurnya hanya 75 hari,” katanya.

Selain itu bantuan Alsintan juga sudah didistribusikan ke petani, termasuk program-program lainnya yang itu berkaitan dengan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sambas. Bahkan, Bupati Sambas juga sudah menginstruksikan untuk mengirimi surat ke pusat melalui kementerian dan pihak terkait perihal penambahan kuota pupuk bersubsidi untuk petani Kabupaten Sambas.(fah)

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Peringati Hari Bumi, Jaga alam Tetap Lestari

Rabu, 24 April 2024 | 12:39 WIB

PT SEC Dukung Pemkab Sambas Turunkan Stunting

Jumat, 19 April 2024 | 16:07 WIB
X