Academia.eduAcademia.edu
Semut Api Merah Semut api merah (Solenopsis invicta) merupakan jenis semut yang berasal dari daerah amerika selatan. Semut ini termasuk serangga yang berasal dari keluarga formicidae, ordo hymenoptera. Semut ini memiliki wilayah asli di hutan – hutan hujan tropis di amerika selatan, namun semut ini telah mampu menginvasi wilayah amerika utara, Australia, kepulauan karibean, hongkong, dan cina bagian selatan (Marina et al,2015). Semut api merah telah dianggap sebagai hama karena gigitan mereka yang mampu menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi manusia, selain itu semut ini juga mampu menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian karena struktur sarangnya yang mampu merusak perakaran tanaman yang akan menyebabkan kematian bagi tanaman, kemampuan bertahan hidup yang tinggi serta kemampuan untuk menginvasi daerah baru juga merupakan faktor pendukung kenapa semut api merah disebut sebagai hama oleh manusia. Secara morfologi semut api merah memiliki 2 segmen diantara kepala dan bagian abdomen (perut), yang disebut dengan pedicel dan postpetiole. Pada bagian thorax (kepala) berbentuk mirip hati. Semut ini memiliki warna tubuh merah. Semut ini memiliiki saudara segenus yaitu semut api hitam (Solenopsis richteri), kedua spesies ini secara morfologi sangat mirip terlebih pada semut pekerjanya. Perbedaan di antara kedua spesies yang jelas adalah tingkat agresifitas semut api merah lebih tinggi dari semut api hitam. Biasanya kedua spesies ini dibedakan dengan cara molekuler, dengan menganalisa kandungan hidrokarbon di jaringan kutikular(Buren, 1972). Semut api merah memiliki kemampuan invasi yang sangat tinggi, hal ini lah yang menyebabkan semut api merah yang semula hanya berada di wilayah amerika selatan bisa tersebar hingga ke negara amerika serikat bagian selatan, Australia, bahkan hingga hongkong dan kepulauan karibean. Semut api merah memiliki kemampuan kerjasama dalam koloni yang tinggi. Semut ini terkenal dengan kemampuannya untuk membuat tangga, jembatan untuk melewati air bahkan hinggaa rakit untuk menyeberang aliran air. Semua struktur tersebut dibuat dengan menyatukan tubuh tiap semut dalam suatu koloni, setiap semut menghubungkan kaki – kakinya untuk membuat suatu struktur yg akan mampu mempertahankan kehidupan koloninya (Foster et al, 2014). Selain kemampuan membuat struktur, kemampuan membuat sarang semut api merah juga sangat luar biasa. Semut api merah mampu membuat sarang pada berbagai tipe tanah dan pada berbagai kelembaban. Kemampuan ini didasari dari kemampuan koordinasi antar semut dalam koloni yang baik, serta semut api merah juga mampu menghasilkan “pellet” bahan yang mampu berperan seperti semen untuk melekatkan partikel – partikel tanah di sepanjang terowongan sarang (Monaenkova et al, 2015). Kemampuan semut api merah dalam membuat sarang di berbagai kondisi sayangnya mampu membawa dampak buruk bagi tanaman baik tanaman liar maupun tanaman budidaya, banyak tanaman yang sistem perakarannya menjadi rusak akibat pembuatan sarang semut api merah di area perakaran tersebut berada. Banyak dampak buruk yang bisa diakibatkan oleh semut api merah bagi lingkungan, namun ada pula hal positif akibat keberadaan semut api merah. Hal positif itu diantaranya adalah, karena sifat agresifnya maka semut api merah juga mampu digunakan sebagai pembunuh alami hama – hama di ladang pertanian. Selain itu semut api merah juga mampu meningkatkan porositas tanah, memperbanyak area infiltrasi air, melembabkan tanah, dan menggemburkan tanah, hal ini terjadi akibat sarang – sarang dari semut api merah yang dibangun dengan baik dan sarang – sarang tersebut selalu akan ditinggalkan dalam interval waktu tertentu kemudian koloni akan membangun sarang baru lain di tempat lain. Bila hal ini terus terjadi pada suatu area maka jelas akan mampu mengubah karakteristik tanah di suatu area menjadi lebih subur (Green, 1999) Daftar pustaka Buren, W. F. 1972. Revisionary studies on the taxonomy of the imported fire ants. J. Ga. Entomol. Soc. 7: 1-26  Foster, Paul C, Nathan J. Mlo1, Angela Lin and David L. H. 2014. Fire ants actively control spacing and orientation within self-assemblages. The Journal of Experimental Biology. 217: 2089-210 Green, W.P, D.E. Pettry b, R.E. Switzer. 1999. Structure and hydrology of mounds of the imported fire ants in the southeastern United States. Geoderma. 93: 1 – 17. Monaenkova, Daria, Nick Gravish, Greggory Rodriguez, Rachel Kutner, Michael A. D. Goodisman and Daniel I. Goldman. 2015. Behavioral and mechanical determinants of collective subsurface nest excavation. The Journal of Experimental Biology. 218: 1295-1305. Nama: Prasetya Adi NIM: M0414057