Piala Dunia 2022 Qatar: Akomodasi mulai dari kamar hotel, kamar di kapal pesiar hingga tenda di gurun ditawarkan dengan tarif tinggi tapi jumlahnya belum mencukupi

  • Sameer Hashmi
  • Wartawan urusan bisnis Timur Tengah BBC News, Doha
Pendukung tim Inggris, Paul Clegg, dalam pertandingan sebelumnya.

Sumber gambar, Paul Clegg

Keterangan gambar, Pendukung tim Inggris, Paul Clegg ingin menonton timnya bermain melawan Qatar tetapi khawatir tidak akan mendapat tempat menginap.

Selama 25 tahun terakhir, Paul Clegg mengunjungi sejumlah negara untuk menyaksikan langsung laga tim Inggris. Dia telah menonton tiga Piala Dunia sebelumnya dan sekarang bersiap-siap untuk menonton turnamen sepak bola dunia keempat kalinya yang akan diadakan di Qatar.

Sebagaimana turnamen-turnamen sebelumnya, dia berencana mengikuti perjalanan tim Inggris sepanjang pertandingan dan sudah membeli tiket untuk semua pertandingan hingga babak final, jika lolos.

Satu-satunya tantangan baginya adalah dia tidak yakin di mana akan menginap selama satu bulan pertandingan.

"Saya baru memesan satu kamar untuk empat hari pertama dan saya harus membayar tarif mahal. Saya tidak menemukan pilihan dengan harga yang masuk akal, jadi saya tidak yakin di mana saya akan menginap sesudahnya," kata Paul.

Paul bukanlah satu-satunya pendukung sepak bola yang mengalami kesulitan itu. Ribuan orang juga mengalami hal yang sama.

BBC berbicara dengan lebih dari 20 fan yang belum berhasil memesan akomodasi padahal Piala Dunia akan dibuka kurang dari dua bulan. Mereka semakin merasa khawatir.

Piala Dunia diperkirakan akan menarik lebih dari satu juta pengunjung, tetapi sebelum bulan Maret lalu Qatar hanya bisa menyediakan 30.000 kamar hotel, 80% di antaranya sudah dipesan FIFA untuk menampung tim, ofisial, dan sponsor.

Fan sepak bola berpose di depan jam Piala Dunia

Sumber gambar, MUSTAFA ABUMUNES

Keterangan gambar, Lebih dari satu juta orang diperkirakan akan mengunjungi Qatar untuk menonton Piala Dunia, tetapi banyak di antara mereka belum menemukan kamar yang harganya terjangkau.

Untuk meningkatkan ketersediaan akomodasi, panitia pelaksana menawarkan kamar-kamar di apartment yang tidak digunakan, villa, desa-desa pendukung dan tenda tradisional di gurun.

Dua kapal pesiar sedang disulap menjadi hotel terapung yang akan disandarkan di pelabuhan Doha. Semua upaya ini diharapkan akan menambah 70.000 kamar.

Dalam pernyataan yang dikirim ke BBC, Supreme Committee for Delivery & Legacy - badan yang bertanggungjawab atas semua pembangunan dan penyediaan infrastruktur Piala Dunia di Qatar - mengatakan negara itu akan menyediakan 130.000 kamar sebelum turnamen digelar.

"Ini merupakan jumlah yang nyaman bagi fan, tim dan sponsor yang datang untuk Fifa Piala Dunia Qatar 2022," tambah pernyataan tersebut.

Namun demikian, pilihan akomodasi di Qatar dalam praktiknya tak banyak dan tarifnya mahal.

Baca juga:

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Kabin-kabin refabrikasi di tempat-tempat yang disebut desa fan yang dibangun di gurun pasir, pinggiran ibu kota Doha, ditawarkan sebagai opsi murah. Kabin itu ditawarkan dengan harga US$207 (atau sekitar Rp3,2 juta) per malam. Banyak fan mengatakan kabin-kabin itu tak pantas dipatok dengan harga sebesar itu.

Anas Filali, yang akan bertolak dari Amerika Serikat, mengatakan tidak ada pilihan akomodasi dengan harga terjangkau untuk orang dengan anggaran terbatas seperti dirinya.

"Dua ratus dolar untuk kabin-kabin di desa fan ... terlalu mahal. Kamar lewat aplikasi Airbnb juga luar biasa mahal. Saya berharap dapat menemukan opsi lebih murah sesudah tiba di sana," kata Anas.

BBC mengajukan permohonan untuk meninjau desa-desa penggemar, tetapi pihak berwenang tidak memberikan izin. Tempat tersebut dilaporkan masih dalam pembangunan.

Warga Qatar diizinkan menampung pengunjung di rumah mereka, tapi dengan tarif mahal. Di situs Airbnb terlihat hampir tidak ada tempat yang menawarkan di bawah harga US$200 per malam.

Leo Caglilio, yang berangkat dari Australia dengan saudara iparnya, membayar US$265 (setara dengan Rp4 juta) per malam untuk satu kamar di rumah warga setempat. Dia mengaku tidak pernah mengalami kesulitan seperti ini ketika pergi ke Brasil untuk Piala Dunia 2014.

"Kali ini benar-benar menegangkan. Kami sudah mencari sejak April, tapi harganya tidak pernah turun," katanya.

Dari segi luas wilayah, Qatar tercatat sebagai negara terkecil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Negara tersebut dilaporkan telah menghabiskan US$200 miliar sejak dipilih menjadi tuan rumah pada 2010 untuk pembangunan infrastruktur dan stadion.

Periode paling sibuk akan terjadi selama babak penyisihan grup, ketika akan digelar empat pertandingan sehari di stadion yang ada di Doha dan sekitarnya.

Badan sepak bola dunia, FIFA, mengatakan hampir 2,5 juta tiket dari kemungkinan 3 juta telah terjual. Sekitar 1,2 juta orang atau hampir 40% dari jumlah penduduk Qatar diperkirakan akan datang.

Tetangga turut mengeruk keuntungan

Kekurangan akomodasi di Qatar memaksa ribuan fan mencari opsi di luar negara itu. Banyak dari mereka mempertimbangkan untuk menginap di negara-negara tetangga.

Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, dan Oman akan mengoperasikan penerbangan setiap hari untuk mengangkut penumpang ke Qatar.

Dubai muncul sebagai destinasi popular. Permintaan akan kamar hotel melonjak menjelang Piala Dunia. Kota itu akan mengoperasikan hampir 50 penerbangan setiap hari ke Doha, dengan durasi penerbangan kurang dari satu jam.

Simon Witney
Keterangan gambar, Simon menemukan akomodasi lebih murah di Dubai.

Simon Witney, seorang penggemar sepak bola dari Inggris, tinggal di Dubai dan berencana pergi ke Doha hanya pada hari-hari pertandingan. Dia mengatakan hanya membayar tarif kurang dari US$100 per malam dengan kamar yang "jauh lebih bagus" di kawasan elite Dubai.

"Meskipun ada biaya penerbangan, saya tetap banyak menghemat," tambahnya.

Dewan Olahraga Dubai memperkirakan sekitar satu juta penonton Piala Dunia kemungkinan akan tiba di kota itu - walaupun beberapa pengamat menilai target itu terlalu tinggi, sebab Qatar juga memperkirakan jumlah pengunjung yang sama akan pergi ke sana.

Meskipun akomodasi kacau, banyak pengemar seperti Paul berharap bisa menginap di Qatar untuk memaksimalkan kunjungan.

"Saya ingin menyerap suasana Piala Dunia," katanya. "Jika saya menginap di negara lain, saya tidak akan mengalami hal itu."