Lompat Tinggi: Pengertian, Sejarah, dan Tekniknya

Lompat Tinggi: Pengertian, Sejarah, dan Tekniknya

Zulfa Ardhini - detikBali
Jumat, 10 Feb 2023 13:20 WIB
Aksi Atlet Lompat Tinggi Melenting di Atas Galah
Foto: ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE
-

Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Olahraga ini menguji keterampilan dan kemampuan atlet untuk melompat setinggi-tingginya melewati sebuah bilah atau mistar.

Dalam perlombaan ini, atlet lompat tinggi diharuskan memiliki fisik yang kuat, kecepatan yang tinggi, dan fleksibilitas untuk dapat melewati mistar. Atlet yang melompat paling tinggi akan menjadi pemenang dalam cabang olahraga ini.

Ingin tahu lebih banyak mengenai pengertian dari lompat tinggi, sejarah, dan tekniknya? Cari tahu selengkapnya berikut ini!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Lompat Tinggi

Dikutip dari Tatang Muhtar dan Riana Irawati dalam bukunya yang berjudul Atletik, lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan dan membawa titik berat badan setinggi mungkin agar dapat melewati mistar.

Lompat tinggi tentu tidak dilakukan secara sembarangan. Hal ini karena ada teknik-teknik tertentu yang perlu dikuasai oleh para atlet untuk terhindar dari kecelakaan atau cedera.

ADVERTISEMENT

Saat pertandingan, ketinggian mistar akan dinaikan setelah atlet berhasil melewati ketinggian yang telah ditentukan. Setiap lompatan akan dianggap gagal apabila atlet menyentuh palang dan tidak berhasil melompat melewati bilah mistar.

Biasanya, setiap atlet akan diberi kesempatan untuk melompat sebanyak tiga kali lompatan. Jika tidak berhasil melewati mistar selama tiga kali lompatan berturut-turut, maka atlet tersebut akan dinyatakan gagal. Oleh karena itu, dalam cabang olahraga ini diperlukan teknik yang tepat serta latihan yang cukup untuk dapat melompat tinggi melewati mistar.

Sejarah Lompat Tinggi

Dikutip dari buku Mengenal Atletik karya Oktavia Rokhimatul Rizki, meskipun kompetisi lompat tinggi telah diikutsertakan pada olimpiade awal Yunani kuno, sejarah awal lompat tinggi ternyata tercatat berlangsung pada awal abad ke-19. Tepatnya pada kompetisi yang diadakan di Skotlandia.

Dilansir situs World Athletics, kompetisi tersebut termasuk ke dalam pertandingan olimpiade modern pertama pada tahun 1896 untuk pria. Wanita melakukan debut lompat tinggi Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1928.

Pada masa itu, atlet lompat tinggi diharuskan untuk melompat dengan ketinggian 1,68 meter. Pelompat diminta untuk melakukan lompatan dan mendarat di atas tanah yang berumput.

Sayangnya, teknik tersebut ternyata mengakibatkan cedera bagi para peserta lomba. Oleh karena itu, saat ini lompat tinggi biasanya dilakukan dengan mendarat ke sebuah matras tebal untuk menghindari cedera yang fatal bagi para atlet.

Teknik dan Cara Lompat Tinggi

Dikutip dari buku yang berjudul Atletik oleh Tatang Muhtar dan Riana Irawati, unsur-unsur pokok yang terdapat di dalam teknik cara lompat tinggi adalah sebagai berikut.

1. Awalan atau Ancang-Ancang (Approach Run)

Unsur pertama dalam teknik lompat tinggi adalah awalan. Pada bagian ini, atlet akan mengambil ancang-ancang atau lari awalan untuk melakukan lompatan. Pengambilan ancang-ancang ini dilakukan untuk membangkitkan daya gerak (momentum) dari gerak horizontal ke arah gerak vertikal.

Jarak awalan untuk lompat tinggi biasanya antara 12-14 langkah. Kemudian, atlet akan berlari dengan kecepatan yang sedang dan berangsur-angsur meningkat kecepatannya ketika mendekati bidang lompatan. Dengan begitu, tubuh akan bisa bergerak untuk melompat tinggi dan melewati mistar di hadapannya.

2. Tolakan (Take Off)

Langkah selanjutnya adalah tolakan atau persiapan untuk melakukan lompat tinggi. Tolakan adalah perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke arah vertikal yang dilakukan secara cepat.

Atlet akan mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya pada tiga langkah terakhir pada saat melakukan lari awalan. Hal ini bertujuan untuk membuat atlet dapat mengangkat seluruh tubuhnya setinggi-tingginya ke udara untuk melewati mistar yang telah dipasang.

Melakukan teknik ini tidaklah mudah karena diperlukan kekuatan tolakan kaki serta kecepatan untuk dapat secara optimal mengangkat tubuh ke atas dan melompat setinggi mungkin melewati mistar. Selain kekuatan kaki, kunci berhasilnya teknik ini adalah pada gerakan lari awal yang baik dan cepat. Hal ini karena gerakan awalan merupakan rangkaian untuk menghimpun kekuatan tolakan, sehingga keduanya harus dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

3. Sikap Badan di Atas Mistar (Clearance of The Bar)

Sikap badan di atas mistar dibentuk dari momen lepasnya tolakan kaki dari tanah hingga tubuh melayang ke udara untuk melewati mistar. Teknik ini berkaitan dengan sudut awalan pada waktu akan melakukan tolakan. Dalam lompat tinggi, terdapat berbagai macam gaya yang digunakan oleh atlet. Gaya ini biasanya ditandai oleh sikap badan si pelompat pada waktu melayang di atas udara untuk melewati mistar.

Saat ini, sudah banyak gaya lompat tinggi yang dilakukan para atlet untuk meningkatkan prestasinya dalam melompat setinggi mungkin melewati mistar. Adapun beberapa contoh gaya yang umumnya digunakan oleh para atlet lompat tinggi di antaranya sebagai berikut.

  • Gaya gunting (the scissor style)
  • Gaya gunting ala Sweney (the Western cut-off style)
  • Gaya guling sisi (The Western roll style)
  • Gaya guling perut (The straddle style)
  • Gaya flop (the Fosbury flop style)

4. Sikap Mendarat (Landing)

Langkah terakhir dalam rangkaian teknik cara lompat tinggi adalah sikap mendarat (landing). Pada langkah ini, diperlukan teknik dan latihan yang tepat agar pada waktu jatuh atau mendarat, atlet tidak mengalami kecelakaan atau cedera. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh atlet ketika akan melakukan pendaratan setelah berhasil melewati mistar, yaitu sebagai berikut.

  • Atlet harus mendarat dengan kaki melentur, kecuali pada gaya Flop.
  • Atlet harus berguling ke depan, ke samping, atau ke belakang sesuai dengan keadaan pada saat mendarat.
  • Pada lompat tinggi gaya gunting dan guling sisi, masih memungkinkan untuk mendarat pada bak pasir, Namun, untuk lompat tinggi gaya guling perut dan Flop harus menggunakan bak terbuat dari kasur busa yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian dan sejarah lompat tinggi beserta teknik dan cara melakukannya. Pahami teknik-teknik di atas supaya ketika kamu melakukan lompat tinggi, kamu tidak mengalami cedera. Semoga informasi ini bermanfaat ya, detikers!



Simak Video "Pesona Wisata Sumenep: Pantai, Sejarah, dan Tradisi"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)