Invasi Semut Api Merah yang Berbahaya, Kini Sudah Sampai di Eropa

Invasi Semut Api Merah yang Berbahaya, Kini Sudah Sampai di Eropa

Noor Faa - detikEdu
Rabu, 13 Sep 2023 16:00 WIB
Semut api merah Solanopsis invicta
Semut api merah bernama Solenopsis invicta ini mulai menginvasi Sisilia, Eropa. Ada apa dengan semut ini? Yuk, baca sampai akhir. Foto: Will Ericson
Jakarta -

Semut api merah dengan nama ilmiah Solenopsis invicta disebut-sebut sebagai semut termahal. Sebab, keberadaan mereka mampu menyebabkan kerusakan lingkungan senilai miliaran dolar di banyak negara Eropa.

Sengatan semut api jenis ini juga berisiko memicu syok anafilaksis. Reaksi alergi ini ditandai dengan penyempitan saluran napas dan turunnya tekanan darah secara drastis.

Hasil penelitian yang diterbitkan Mattia Menchetti bersama rekan-rekannya melalui jurnal Current Biology, menunjukkan bahwa semut api merah ini diklasifikasikan sebagai salah satu spesies asing invasif terburuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan pertama semut api merah S. invicta di Eropa berlokasi di kawasan pelabuhan Sisilia, Italia. Para peneliti menemukan 88 sarang di sebidang tanah yang relatif kecil dekat sungai. Jumlah koloninya mencapai ribuan semut pekerja.

Sengatan Api yang Menyakitkan

Dilansir dari Science Alert, pada tahun 2019, terdapat laporan dari penduduk yang merasakan sengatan semut api merah ini kepada para ilmuwan. Seperti api, semut merah ini mengeluarkan sengatan berbisa yang mampu menimbulkan rasa terbakar pada gigitan mereka.

ADVERTISEMENT

Semut S invicta juga punya kebiasaan berkumpul sampai setengah juta ekor. Karena itu, spesies ini dapat dengan mudah menyerang dan menjatuhkan mangsa yang berkali-kali lipat lebih besar.

Selain berdampak pada kesehatan manusia, keberadaan semut ini juga berdampak pada ekosistem dan dunia pertanian. Semut api merah ini bisa melahap tumbuh-tumbuhan dan hewan yang bermanfaat bagi para petani.

Di Australia, bahkan kerusakan yang disebabkan oleh semut ini lebih besar dari pada kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kombinasi kucing liar, anjing liar, rubah, unta, kelinci, dan kodok tebu.

Semut yang Cepat Menyebar

SiciliaPenyebaran di Italia diduga masuk dari kawasan pelabuhan Sicilia, yang terletak sekitar 13 km dari lokasi sarang semut api merah S invicta. Foto: Antonio Sessa from Unsplash

Keberadaan semut Solenopsis invicta di Eropa, terdokumentasi pertama kali di Sisilia. Abad lalu, spesies ini ditemukan di Meksiko, Amerika Serikat bagian selatan, Tiongkok, Taiwan, Australia, Karibia, Jepang, dan Filipina.

"S. invicta adalah salah satu spesies invasif terburuk. Ia dapat menyebar dengan sangat cepat," kata ahli biologi evolusi, Mattia Menchetti dari Institute of Evolutionary Biology Spanyol.

Dengan menggunakan analisis genetik dan pemodelan distribusi, peneliti berupaya mencari tahu asal-usul semut api ini. Berdasarkan perbandingan genetika semut api yang ditemukan di Italia dengan semut api di tempat lain di dunia, para peneliti mengatakan, kemungkinan besar semut api tersebut berasal dari Amerika Serikat, Tiongkok, atau Taiwan hingga ke pelabuhan di Italia.

Globalisasi perdagangan modern juga memungkinkan persebaran semut api merah S. invicta hingga menyeberangi samudera lewat paket dan kargo. Produk seperti media tanah, bibit tanaman, jerami, atau sarang lebah menjadi wahana 'menumpang' yang digunakan oleh semut api.

Semut api ini mirip dengan gulma invasif karena mudah menyebar ke area yang sudah dijajaki manusia. Ketika manusia melakukan aktivitas yang menyebabkan berubahnya permukaan Bumi, maka tidak lama semut akan mengikuti jejak manusia.

Dari pelacakan angin juga, peneliti melihat bahwa separuh wilayah perkotaan dan 7% daratan di Eropa sudah sesuai dengan habitat hewan tersebut. Belum lagi pemanasan iklim yang diperkirakan mendukung perluasan semut invasif ini.

Jika semut-semut ini berhasil melewati pelabuhan, mereka dapat menyebar berkilo-kilometer dalam waktu singkat. Terbang mengikuti arus angin atau membuat 'rakit' dari tubuhnya sendiri memungkinkan mereka untuk mengapung di sungai atau air banjir.

"Hal ini sangat memprihatinkan karena banyak kota, termasuk London, Amsterdam, dan Roma, memiliki pelabuhan besar, yang memungkinkan semut menyebar dengan cepat ke lebih banyak negara dan benua," kata ahli biologi Roger Vila, juga dari Institute of Evolutionary Biology.

Saat ini, Menchetti, Vila, dan rekan-rekannya berencana memusnahkan sebanyak mungkin sarang semut api di Sisilia walaupun tidak diketahui tindakan tersebut mampu menahan persebaran semut berapa lama lagi.



Simak Video " Sederet Hewan yang Dikenal Suka Menyendiri"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia