Kala Bule Belanda Jatuh Hati dengan Pencak Silat

Kala Bule Belanda Jatuh Hati dengan Pencak Silat

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 06 Sep 2023 06:01 WIB
Isa Hoogeboom (58)
Isa Hoogeboom, saat berlatih pencak silat (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Isa Hoogeboom (58), pria asal Belanda telah jatuh hati pada pencak silat. Selama tiga hari sejak 30 Agustus sampai 1 September 2023, dia menghabiskan waktunya untuk belajar pencak silat di salah satu pondok pesantren di Kota Sukabumi.

Beberapa tahun terakhir ini, Isa memang sudah tinggal di Garut, Jawa Barat. Sehingga tak heran ia telah mahir menggunakan bahasa Sunda bercampur bahasa Inggris.

Saat ditemui, Isa menggunakan pakaian pangsi dan iket kepala. Dia mengaku, kecintaannya pada dunia pencak silat tak terlepas dari sosok sahabatnya asal Indonesia yang ditemuinya ketika dia masih berusia 18 tahun di Amsterdam. Sejak saat itu, ia mulai menggeluti pencak silat dari berbagai perguruan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya belajar pencak silat pada sekitar tahun 2016 bersama perguruan Panglipur," ucap Isa saat diwawancarai detikJabar beberapa waktu lalu.

Selama menempa ilmu pencak silat bersama perguruan Panglipur, dia tertarik pada permainan golok khasnya, yaitu jurus Golok Kembar. Kemudian, dia sempat tampil beberapa kali di berbagai festival pencak, salah satunya Golok Day Festival 2018 di Cilegon, Banten.

ADVERTISEMENT

Dia menceritakan, saat melihat festival itu dia kepincut dengan pertunjukan jurus Golok Kala Petok yang ditampilkan guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas, KH Fajar Laksana. Pada akhir Agustus lalu, dia pun memutuskan untuk datang ke Ponpes Dzikir Al Fath untuk berguru kepada KH Fajar Laksana.

"Saya sangat terkejut karena saya senang di sini, resep pisan (senang sekali). Atmosfer bagus sekali, orang-orang sopan, ada banyak yang belajar Islam, saya lihat anak-anak baca Al Qur'an bagus sekali, saya kaget, saya bangga, saya suka sekali," katanya.

"Ini pertama kali saya datang ke Dzikir Al Fath tapi saya tahu guru Abah Fajar, saya tahu beliau lima tahun lalu. Dua tahun saya semua demonstrasi di Golok Day Festival Cilegon Banten, jadi saya tahu Abah Fajar lima tahun," sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, dia tertarik belajar berbagai jurus khasnya terutama jurus Maung Keubet dan jurus Golok Kala Petok. "Saya suka teknik harimau (Maung Keubet), saya suka teknik golok (Golok Kala Petok). Itu baru buat saya, itu sedikit susah sekarang," ujarnya.

Selama tiga hari, Isa Hoogeboom menginap di Ponpes Dzikir Al Fath yang berlokasi di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Banten.

Guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas sekaligus pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana mengatakan, selain belajar pencak silat, dia juga melihat koleksi Museum Prabu Siliwangi.

"Dia sudah belajar di perguruan lain sehingga dia berkolaborasi, dia menambah lagi ilmunya yang dipelajari murni utamanya adalah pencak silat, sejarah Sunda, dan seni budaya sunda yang ada di kita serta seni budaya tradisi maen bola leungeun seneu (Boles) dan Ngagotong Lisung," kata Fajar.

Di sisi lain, dia menjelaskan terkait jurus khas dari aliran Sang Maung Bodas memiliki arti dan makna filosofi tersendiri, terutama jurus Golok Kala Petok dan Maung Keubet.

"Jurus Maung Keubet. Maung itu maknanya kuat, keubet itu maknanya dekat jadi ilmu jurus Maung Keubet adalah ilmu mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian makna jurus Golok Kala Petok. Golok itu senjata, Kala itu adalah waktu atau ilmu, lalu Petok itu adalah dekat. Jadi golok kala petok itu adalah senjata untuk setiap saat mendekatkan diri kepada Allah," jelasnya.

Sekedar diketahui, pencak silat sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia atau world intangible cultural heritage pada 12 Desember 2019 oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

(mso/mso)