Perkumpulan Anak Luar Nikah, Bukan Kisah Aib

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Grace Tioso, Penulis Novel Perkumpulan Anak Luar Nikah
Foto: Courtesy of Noura Publishing
Jakarta -

Mendengar istilah anak luar nikah, apa yang ada di dalam benak kamu? Anak yang lahir di luar pernikahan dan perkawinan atau justru sebuah aib yang harus ditutup-tutupi?

Perkumpulan Anak Luar Nikah yang ditulis oleh Grace Tioso bukanlah sebuah buku otobiografi atau memuat cerita aib dari sekelompok orang. Perempuan keturunan Tionghoa-Indonesia yang kini berdomisili di Singapura itu menulis kisah tentang fakta minoritas yang selama ini terjadi di Tanah Air.

Kepada detikcom, Grace Tioso menceritakan mengenai seluk-beluk mengenai novel Perkumpulan Anak Luar Nikah yang lolos seleksi Mizan Writing Bootcamp dan kini sukses dibukukan oleh Noura Publishing.

"Novel ini bermula dari cerita pendek dengan judul yang sama, saya kembangkan jadi novel. Character building-nya harus merumuskan kayak apa yah, itu yang paling utama saya buat," ungkapnya ketika ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Perempuan bernama lengkap Grace Suryani Halim menceritakan fakta yang dituliskan ke dalam buku tentang kaum minoritas Tionghoa-Indonesia menjadi hal yang selama ini belum banyak diketahui publik umum. "Ini terjadi di kalangan Tionghoa-Indonesia," tegasnya.

"Waktu itu ada teman SD aku bawa-bawa akta lahir, diledekin seluruh kelas sebagai 'anak luar nikah' oleh seorang perempuan. Di akta lahir hanya ada nama ibunya saja. Kenapa sih begini? Itu teman dari TK, SD barengan juga, padahal saya tahu Papa dan Mama-nya. Jadi saya merasa kenapa ditulis anak luar nikah," cerita Grace.

Grace Tioso, Penulis Novel Perkumpulan Anak Luar NikahGrace Tioso, Penulis Novel Perkumpulan Anak Luar Nikah Foto: Courtesy of Noura Publishing

Setelah berbagai peristiwa yang terjadi di masa kecilnya, lambat laun Grace Tioso pun mengetahui ada banyak fakta sampai banyaknya sebutan anak luar nikah di Akta Lahir tersebut. "Kemudian, saya tahu ada faktor-faktor yang membuat seperti itu," tegasnya lagi.

Tak disangka pengalaman yang dialami teman-temannya itu bukan terjadi pada satu atau dua orang saja, namun Grace pun seketika matanya terbuka. Peristiwa itu terjadi di mayoritas anak-anak keturunan Tionghoa-Indonesia yang lahir dari era dekade 1960 sampai 1990-an.

Di akhir 1990-an sampai awal 2000-an mulai ada pengurusan Akta Lahir di instansi terkait. Sampai sekarang, tak ada lagi istilah tersebut yang beredar di kalangan masyarakat.

"Ini bukan sesuatu yang kita omongkan ke publik, bahkan di kalangan orang-orang Tionghoa-Indonesia sendiri. Tidak dirahasiakan, tapi sebenarnya nggak rahasia-rahasia banget sih. Nah, ketika membaca buku Perkumpulan Anak Luar Nikah di dalamnya ada banyak subkultur yang berbeda, misalnya saja komunitas Tionghoa-Indonesia di Surabaya dan Malang, secara geografis berdekatan tapi punya kultur berbeda," tukasnya.

Apa saja yang diriset, diwawancarai sampai proses kreatif Grace Tioso dalam menggarap Perkumpulan Anak Luar Nikah? Simak artikel berikutnya.



Simak Video "Cerita Zaskia Mecca Jadi Penerjemah Buku Anak Tentang Palestina"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/pus)

TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya

BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

FOTO

VIDEO