Juli 22, 2023

Kodok vs Katak: Temukan Enam Perbedaan Utama!

Dari kebun belakang rumah hingga ruang kelas sekolah dan dari laboratorium sains hingga kisah dongeng, kita telah mengenal kodok dan katak sejak kita masih kecebong. Tapi apakah kita yakin bisa membedakan antara keduanya? Apa saja persamaan antara keduanya? Artikel ini akan menjelajah dunia kodok dan katak yang berlumpur untuk mencari tahu jawabannya. Mari kita bedah.

Pertama-tama, kesamaan yang mereka miliki: nama mereka. Katak dan kodok adalah jenis amfibi – kata Yunani yang berarti ‘kehidupan ganda’ atau ‘dua cara hidup’. Amfibi pertama kali naik ke tanah kering sekitar 368 juta tahun yang lalu, tetapi tidak pernah kehilangan koneksi ke rumah – hubungan mereka dengan air terus menentukan di mana mereka tinggal, bagaimana mereka hidup, dan seperti apa penampilan mereka.

Common Sunda Toad

Kodok Puru Rumah

Terlepas dari ikatan keluarga mereka dan banyak kesamaan yang mereka miliki, beberapa karakteristik dapat membantu kita membedakan katak dan katak. Berikut adalah enam perbedaan utama yang dapat kita lihat:

1. Penampilan fisik
Salah satu cara termudah untuk mengetahui perbedaan antara katak dan kodok adalah dari penampilannya. Perbedaan pada tekstur dan pola pada kulit mereka adalah suatu hal yang pasti – kodok cenderung berkutil, berbintik-bintik dan tampak kering, sedangkan katak memiliki tampilan basah dan biasanya (tetapi tidak selalu) lebih ramping dan permukaan kulit lebih halus. Penampilan fisik ini erat kaitannya dengan perilaku mereka; katak menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam atau di sekitar air, sedangkan kodok cenderung berkeliaran dan menggali di tanah kering.

Namun, sebelum kita mengambil kesimpulan apa pun, penting untuk mengingat satu hal: di dunia amfibi yang unik dan indah, ada pengecualian untuk setiap aturan. Katak serasah, misalnya, memiliki kaki pendek dan kebanyakan hidup di lahan kering; beberapa kodok memiliki kulit yang halus, sementara beberapa kodok memiliki penampilan yang kasar dan nodular (berbenjol). Keanekaragaman inilah yang membuat katak dan kodok begitu memesona.

Collets Tree Frog

katak menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam atau di sekitar air

2. Habitat
Petunjuk lain untuk bisa mengetahui spesies tersebut adalah katak atau kodok, yakni di mana kita melihatnya. Kulit katak lebih mudah kehilangan kelembapannya daripada sepupunya, jadi mereka suka berada di dekat air. Ketika kita melihat salah satu amfibi ini melompati rerumputan, di sepanjang jalan, atau di suatu tempat yang jauh dari basah, itu mungkin kodok. Kulit mereka lebih tahan air, sehingga mereka bisa bertahan lebih lama dalam kekeringan.

3. Telur
Perbedaan utama lainnya antara katak dan kodok adalah telurnya. Telur katak tersusun dalam rumpun dan tampak seperti tumpukan gelembung bening dengan titik hitam kecil (kuning telur) di tengahnya; sebagai perbandingan, bibit kodok berserat, dengan titik-titik hitam yang ditata dalam pita jeli (albumen) yang panjang dan tipis.

4. Kecebong atau berudu
Setelah telur menetas, katak dan kodok memulai tahap kedua kehidupan mereka sebagai berudu – gumpalan kecil yang menggeliat dengan mulut di satu sisi dan ekor di sisi lainnya. Makhluk kecil ini hidup untuk dua hal: berenang dan makan. Selama beberapa minggu pertama setelah menetas, mereka melahap ganggang dan tanaman di kolam, lalu perlahan-lahan beralih memakan daging dan serangga kecil (mereka bahkan memakan berudu lainnya). Seperti katak dewasa, berudu katak umumnya lebih ramping, sedangkan kodok lebih pendek dan berpenampilan gempal. Baik katak maupun kodok hidup dengan cara ini selama sekitar 1-3 bulan, sampai mereka menumbuhkan lengan dan kaki dan mulai terlihat seperti katak dan kodok mini.

River Toad

Kodok Puru Sungai

5. Pergerakan
Jika masih tidak yakin dalam membedakan antara katak dan kodok, lihatlah kaki mereka dan perhatikan bagaimana mereka bergerak – kaki katak biasanya lebih panjang dari bagian tubuh lainnya dan dibuat untuk melompat, sedangkan kaki kodok lebih pendek dan dirancang untuk berjalan-jalan di semak-semak. Jika merayap, kemungkinan itu adalah kodok; tetapi jika melompat, itu mungkin katak.

Apakah Anda yakin sudah memahami perbedaan antara katak dan kodok? Pikirkan lagi. Bukankah sudah kami sebutkan bahwa amfibi suka melanggar aturan? Beberapa katak lengket atau katak liang justru memiliki kaki pendek dan bergerak dengan berjalan daripada melompat. Katak ini juga bisa mengembangkan tubuh mereka sendiri dan mengapung di air – Anda mungkin akan menemukan mereka terombang-ambing di genangan air setelah hujan badai. Di hutan Sumatra, Anda juga bisa menemukan spesies yang disebut kodok berkaki ramping – seperti namanya, ini adalah salah satu kodok yang senang melompat.

6. Mana yang beracun?
Pernahkah Anda mendengar tentang katak panah beracun? Seperti namanya, spesies kecil ini cukup hebat. Racun mereka sangat mematikan sehingga suku-suku asli di hutan Amazon melapisi anak panah mereka dengan racun tersebut agar mereka dapat langsung membunuh mangsanya ketika berburu. Selama jutaan tahun, berbagai spesies katak dan kodok telah mengembangkan racun yang kuat untuk melindungi diri dari pemangsa. Biasanya racun ini disekresikan melalui kulit, bahan kimia ini bahkan juga mematikan bagi manusia.

Frog in the peatland

Ada lebih dari 20 jenis amfibi yang hidup di kawasan RER Semenanjung Kampar

Tapi, apa gunanya menjadi beracun jika pemangsa harus memakan Anda untuk mengetahuinya? Untuk mengatasi masalah ini, sebagian besar katak panah beracun menunjukan toksisitasnya dengan warna cerah dan tanda di kulitnya, sehingga predator akan berhati-hati untuk tidak memakannya. Tapi bagaimana dengan kodok? Mereka tidak berwarna, apakah itu berarti mereka tidak beracun? Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa menyentuh kodok akan memberi Anda kutil. Ini adalah mitos. Tapi kenyataannya malah lebih ekstrim.

Ternyata, semua kodok beracun, sampai batas tertentu – menjilat, menelan atau bahkan menyentuhnya dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah dan sakit perut, jadi pastikan untuk mencuci tangan setelah memegangnya (juga, mencium kodok tidak akan mengubah Anda menjadi pangeran – tetapi Anda mungkin akan bertemu satu atau dua dokter setelahnya). Dalam hal katak dan kodok, fakta seringkali lebih aneh daripada fiksi.

Upaya RER dalam memelihara keanekaragaman hayati
Wilayah konsesi RER adalah salah satu wilayah rawa gambut terpenting di Indonesia. Memiliki luas lebih dari 150.000 hektar rawa, hutan, dan lahan basah, kawasan ini merupakan habitat yang sempurna bagi keanekaragaman spesies katak dan kodok.

Benar saja, RER adalah rumah bagi setidaknya 21 jenis makhluk ini, yang hidup dalam berbagai bentuk dan ukuran. Spesies katak termasuk katak kayu manis, katak rumput, katak pohon Collet, dan katak pemakan kepiting, sedangkan spesies kodok yang terlihat di RER antara lain adalah kodok Sunda, kodok jambul, dan kodok sungai.

Sebagian besar upaya konservasi di RER melibatkan pembasahan kembali area yang sebelumnya dikeringkan secara illegal untuk deforestasi dan pertanian. Sejauh ini, 87 bendungan telah dibangun dan 31 saluran drainase dibangun kembali dengan total panjang sekitar 177 km. Hal ini membantu 11.000 hektar lahan di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang kembali basah. Bagi banyak amfibi yang menyebut RER rumah mereka, lebih basah lebih baik.

Sebagai anggota salah satu keluarga hewan tertua di planet kita, katak dan kodok menyediakan koneksi ke masa lalu dan penghubung antara tanah dan air. Dengan satu kaki di masing-masing dunia ini, mereka memberi kita indikasi yang jelas tentang seberapa baik suatu ekosistem berfungsi. Keberlangsungan hidup mereka di RER adalah pertanda pasti bahwa alam berjalan dengan baik dan konservasi berada di jalur yang benar. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang habitat mereka dan upaya yang dilakukan untuk menjaganya agar tetap sehat, jelajahi situs web kami.

RER Special Report 2023