2. Pengertian Lompat Tinggi
• Lompat tinggi adalah salah satu jenis olahraga cabang
atletik dimana sang atlet harus melakukan lompatan
setinggi-tingginya melewati mistar tanpa bantuan alat
dengan berbagai jenis gaya yang diperbolehkan (gaya
gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop) atau gaya
baru yang tidak bertentangan dengan aturan
internasional.
• Dari keempat gaya tersebut, semuanya cenderung
membuat atlet lompat tinggi melompat dari sisi sebelah
kiri atau kanan untuk meloloskan kaki dari atas mistar.
3. Gaya Lompat Tinggi
• Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
gaya dalam lompat tinggi ada 4 macam yang akan
dibahas selengkapnya sebagai berikut ini:
1. Lompat Tinggi Gaya Gunting
Gaya gunting merupakan gaya yang paling klasik dalam
lompat tinggi. Gaya ini muncul seiring dengan hadirnya olah
raga atletik lompat tinggi di olimpiade Skotlandia di abad 19.
• Pada gaya ini, sebagaimana dinamai sebagai gaya gunting, posisi kaki
yang melompat, mengayun dan melewati mistar tampak seolah-olah
seperti gerakan gunting.
• Gaya gunting diawali dengan lompatan yang berasal dari tolakan kaki
terkuat dan dilanjutkan dengan ayunan kaki satunya ketika tubuh
mendekati mistar sehingga akhirnya kedua kaki dan seluruh tubuh bisa
lolos melewati mistar pada ketinggian tertentu.
4. 2. Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi:
Gaya guling sisi atau dikenal juga sebagai ( gaya western roll ) merupakan
sebuah gaya dimana ketika atlet melompat, ia melakukannya dari sisi
samping mistar, mengangkat tubuhnya dan memposisikannya sedemikian
rupa hingga melayang terlentang diudara, lalu memutar tubuh hingga
melewati mistar.
3. Lompat Tinggi Gaya Straddle
Gaya straddle ini sedikit banyak mirip dengan gaya guling sisi atau bisa
dibilang sebagai penyempurnaan gaya guling sisi yang mana dalam gaya ini
psisi kepala tak lagi menjadi lebih rendah dari pinggul.
Gaya ini diciptakan dan dipergunakan untuk pertamakalinya oleh Charles
Dumas yang telah mempertahankan rekor 2,23 meter dalam kurun waktu 4
tahun.
5. 4. Lompat Tinggi Gaya Flop
Gaya flop atau dikenal juga dengan istilah gaya Fosbury Flop, pertamakali
diciptakan oleh atlet lompat tinggi asal Amerika, Dick Ricarod Fosbury yang
memenangkan kejuaraan lompat tinggi pada olimpiade Mexico di tahun
1968.
• Gaya ini sangatlah unik karena ketika melakukan lompatan, posisi tubuh
membelakangi mistar dan kemudian melewati mistar dengan
mengedepankan punggung atlet.
• Sekilas gaya ini tampak seperti orang salto karena awalan untuk
melakukannya mirip, namun tidak demikian karena dari awal melompat
hingga mendarat, posisi tubuh tidak berjungkir berjungkir balik layaknya
orang salto, melainkan tetap konstan dengan mengedepankan
punggung dan menggunakan punggung untuk tumpuan jatuh.
6. Dari 4 gaya lompat tinggi, gaya yang paling sering di pergunakan
adalah gaya STRADDLE & FOSBURY FLOP.
Kedua gaya ini dapat menghasilkan lompatan yang terbaik, sebagai
catatan: 1. Rekor untuk gaya straddle putra adalah setinggi 2,28 m
2. Flop adalah gaya terbaik sampai saat ini rekor dunia putra
dan putri tercatat dengan gaya ini.
- Putra Javier Sotomayor ( Cuba )2.45 m (1993)
- Putri Stefka Kostadinova ( Bulgaria ) 2.09 m (1987)
Karena itu kita akan mempelajari teknik dasar dari kedua gaya
tersebut.
Ada 4 tenik dasar pada lompat jauh :
1. Awalan
2. Tolakkan
3. Melayang
4. Mendarat
7. 1. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle
a. Awalan
Awalan ini dilakukan dengan cara yang sama dengan lompat gaya guling sisi, yakni jika
tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka arah serong yang dipergunakan untuk awalan
juga dari kanan dan begitupula sebaliknya.
b. Tolakan
Tolakan dilakukan dengan kaki terkuat dengan jarak yang dekat dengan mistar. Sementara
kaki satunya diayunkan keatas dan disilangkan mengangkang hingga melewati mistar. Hal ini
bersamaan dengan pundak dan kepala yang juga melewati mistar.
c. Melayang
Pada saat kaki ayun, kepala, bahu melewati mistar, kaki tolakan diangkat dengan posisi lururs
sejajar dengan tubuh dan mistar.
Pada posisi ini, kepala dan bahu telah terlebih dahulu melewati mistar dan telah berada
dalam posisi meluncur ke bawah.
Selanjutnya, bagian tubuh atas yakni kepala, bahu dan dada diluncurkan ke bawah dan
sisanya seluruh anggota tubuh lainnya akan mengikutinya dan bersiap untuk melakukan
pendaratan.
d. Mendarat
Dalam gaya ini, pendaratan dilakukan dengan menggunakan punggung sebagai tumpuan.
Pada posisi jatuh, seluruh anggota tubuh yang telah melewati mistar dibalikkan menghadap
ke atas hingga tubuh kemudian mendarat di matras.
8. 2. Teknik Lompat Tinggi Gaya Flop
a. Awalan
Awalan dalam gaya flop dilakukan dengan cara berlari dengan kecepatan tinggi.
Arah lari adalah setengah lingkaran, yakni dari sudut pojok depan berlari serong menuju mistar.
Arah lari menuju mistar ini bisa dari sisi kiri atau kanan jalur awalan dan tidak bergantung pada kaki
yang akan melakukan tolakan.
Kecepatan lari menjadi penentu untuk ketinggian lompatan.
b. Tolakan
Tolakan dilakukan dengan kaki terkuat. Ketika kaki melakukan tolakan, posisi tubuh masih sejajar
dengan arah lari atau sejajar dengan mistar.
Tentu tolakan ini tidak dilakukan di tengah mistar, melainkan agak ke pinggir dari arah lari sehingga
nantinya tubuh akan jatuh pada bagian tengah matras dengan kecepatan tinggi.
Tolakan kaki ini akan membuat tubuh melayang keatas melewati mistar.
c. Melayang
Pada saat melakukan tolakan, tubuh secara bersamaan diputar hingga membelakangi mistar, posisi
ini sejalan dengan posisi tubuh yang melayang sehingga tepat ketika tubuh berada diatas mistar,
posisi tubuh telah menghadap ke atas dan diikuti dengan kedua kaki yang diangkat naik agar tidak
menyenggol mistar.
d. Mendarat
Pendaratan pada gaya ini merupakan pendaratan yang paling berbahaya karena seluruh teknik
mulai dari awalan hingga mendarat dilakukan dengan kecepatan tinggi.
Usahakan untuk memilih tempat mendarat pada posisi tengah matras dan ketika tubuh telah jatuh
dengan menggunakan punggung sebagai tumpuan, bisa langsung dilanjutkan dengan berguling
kebelakang untuk meredam kecepatan.
9. Peraturan Lompat Tinggi
Berikut ini merupakan peraturan umum dalam pertandingan lompat tinggi:
1. Dalam pertandingan, atlet lompat tinggi akan bertanding untuk melewati
mistar hingga batas tertinggi yang bisa dicapai. Peserta akan satu-persatu
berguguran hingga bertahan satu atlet yang bisa melewati mistar tertinggi.
2. Setiap atlet lompat memiliki 3 kesempatan untuk melompati mistar pada
ketinggian yang sama. Jika pada 3 kesempatan tersebut atlet gagal melewati
batas yang ditentukan, maka ia akan gugur.
3. Tolakan hanya boleh dilakukan dengan menggunakan satu kaki.
4. Peserta tidak boleh menjatuhkan mistar
5. Peserta mengenakan seragam dan segala atributnya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan panitia, misalnya tentang jenis sol sepatu yang
diperbolehkan.
10. Lapangan Lompat Tinggi
• Lapangan lompat tinggi terbagi menjadi empat, yakni jalur awalan, daerah tolakan, mistar
dan penyangganya, serta matras untuk mendarat. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Jalur atau area untuk awalan dibuat berbentuk bujur sangkar atau setengah lingkaran
dengan jarak tepi ke titik pusat sejauh 15 meter. Jarak ini merupakan jarak minimal untuk
melakukan awalan. Oleh karenanya, atlet berhak melakukan awalan dari area yang lebih
jauh lagi selama hal tersebut tidak berlebihan.
2. Daerah tolakan merupakan area disekitar depan dan bawah mistar. Area ini benar-benar
harus dibuat sedatar mungkin, bersih, tidak menggelincirkan atlet saat melakukan tolakan.
3. Mistar dibuat dengan panjang sekitar 3,98-4,02 meter dengan berat maksimal 2 kg dan
disangga dengan dua penyangga mistar yang ditempatkan sejajar dan berjarak sama
dengan panjang mistar. Tiang penyangga ini minimal salah satunya memiliki ukuran untuk
menentukan tinggi mistar.
4. Mistar ditopang dengan penopang mistar yang terdapat pada masing-masing tiang
penyangga, ukuran penopang mistar adalah 4x6cm.
5. Tempat pendaratan berukuran 3x5 meter yang terbuat dari busa dengan ketebalan 60 cm
dan bagian atasnya tertutup matras dengan ketebalan 10-20 cm.