1. Nama : NENG SITI SOPIAH
kelas : X IPA F
Pengertian Lompat tinggi
Lompat Tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang akan menguji
keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Yang mengandalkan pada
kekuatan otot perut dan otot kaki. Kita harus bersungguh-sungguh berlatih bila ingin
dapat melakukan lompatan tinggi dengan capaian target ketinggian maksimal.
Dalam melakukan olahraga lompat tinggi dibutuhkan urutan teknik yang benar-
benar harus dilakukan secara bertahap agar mendapatkan lompatan yang
sempurna.
Tujuan olahraga lompat tinggi
Tujuan olahraga lompat tinggi ini adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-
tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu. Adapun tinggi
mistar yang harus dilewati oleh seorang atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan
panjang mistar minimal 3,15 meter. Olahraga Lompat Tinggi dilakukan pada
lapangan atletik dengan tanpa menggunakan bantuan alat tertentu.
Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati
ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh
mulai melompat di mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan
akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan
palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila
tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak
tiga kali berturut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan
terkeluar daripada pertandingan Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi
mengikuti peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari atas tanah
hingga bagian tengah disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang
sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati
mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan
kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat
dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.
2. Sejarah Lompat Tinggi.
Sejarah Lompat tinggi tercatat pertamakali diadakan pada olimpiade di Skotlandia
pada abad ke-19. Pada saat itu tercatat lompatan tertinggi yang dilakukan oleh atlet
adalah 1,68 meter. Gaya lompat pada masa itu adalah gaya gunting.
Kemudian pada sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah dimodernisasi oleh
seorang warga Irlandia – Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895,
Michael Sweeney berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter gaya eastern
cut-off, dimana mengambil off seperti gunting, tapi memperpanjang punggungnya
dan mendatar di atas bar.
Warga Amerika lainnya bernama George Horine mengembangkan teknik lompat
yang lebih efisien bernama Western Roll. Melalui teknik ini, Horine bisa mencapai
lompatan setinggi 2,01 meter pada tahun 1912. Kemudian pada Olimpiade Berlin
(Tahun 1936), teknik lompatan ini menjadi dominan dilakukan dan untuk cabang
lompat tinggi telah dimenangkan oleh Cornelius Johnson yang mencapai ketinggian
2.03 m.
Kemudian pada empat dekade berikutnya, pelompat Amerika dan Sovyet telah
merintis evolusi teknik straddle. Charles Dumas adalah orang pertama yang
menggunakan teknik ini mencapai ketinggian 2,13 m, pada tahun 1956. Kemudian
warga Amerika, John Thomas meningkatkan rekor dunia dengan ketinggian
lompatan 2.23 m (7 ft 3 3/4 in) pada tahun 1960. Dan akhirnya Valeriy Brumel
mengambil alih pencapaian dalam empat tahun ke depan. Jumper Soviet ini
mencatat ketinggian lompatan hingga 2,28 m (7 ft 5 3/4 in), dan berhasil
memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1964, sebelum kecelakaan
sepeda motor mengakhiri karirnya
Dari Brumel inilah para atlet mencoba belajar dan mengembangkan olahraga
lompat tinggi hingga saat ini terdapat berbagai gaya dalam olahraga lompat tinggi di
dunia antara lain gaya gunting (Scissors), gaya guling sisi (Western Roll), gaya
guling Straddle dan gaya Fosbury Flop.
3. Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade
kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di
Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan
metode pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan
secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta
terhindar dari kecelakaan. Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan
jatuh di atas tanah yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara
membelakangi . Gaya ternyata banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.
Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga
kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan
teknik fosbury flop.
Tahapan Posisi Lompat Tinggi.
Saat ingin melakukan lompat tinggi ada beberapa teknik yang harus diperhatikan,
ada 4 tahapan posisi yang kita harus ketahui sebelum melakukan teknik lompat
tinggi:
* Posisi Awalan adalah dengan gerakan berlari menuju mistar
* Posisi Tolakan adalah dengan gerakan tumpuan kaki pada lantai dasar untuk
menaikan badan menuju ke mistar.
* Posisi Melayang adalah gaya saat posisi badan berada di atas mistar atau di udara
* Posisi Mendarat adalah Terjatuhnya badan saat di atas matras
Gaya Lompat Tinggi.
1. Teknik Straddle (Gaya Guling).
Gaya guling (straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan
cara diputar dan dibalikkan lagi. sehingga sikap badan kita saat di atas mistar
tertelungkup. Cara untuk melakukan gaya guling adalah, pelompat tinggi harus
mengambil awalan terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah. Tumpuan
terletak pada kaki yang paling kuat, kemudian ayunkan kedepan. Setelah kaki
4. diayunkan, untuk bisa melewati mistar kemudian dengan cepat badan kita balikkan,
sehingga sikap badan kita diatas mistar telungkup. Pantat kita usahakan lebih tinggi
dari kepala kita, jadi kepala agak menunduk. Pada waktu mendarat gunakanlah kaki
kanan dan tangan kanan jika tumpuan menggunakan kaki kiri, begitupula
sebaliknya.
Teknik ini dilakukan dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8
atau 10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin kita lewati. Jika kamu
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan ayunkan kaki kanan ke belakang menuju
depan. Setelah kaki ayunan melewati, kemudian posisi badan saat di udara atau di
atas mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi kepala. Ketika posisi terjatuh tumpuan berada di kedua
tangan dan kaki ayunan yang pertama mendarat. Kemudian dilanjutkan dengan
menggulingkan badan yang pertama adalah bagian punggung tangan dan berakhir
pada bahu.
Teknik Awalan Straddle.
* Mengambil posisi ancang-ancang yang tidak terlalu jauh
* Berlari dengan kecepatan sedang
* Pasisi awalan dari samping sekitar 30 derajat atau 40 derajat dengan posisi tiang
lompatan
* Berlari agak serong dari mistar
* Teknik Tolakan Straddle
* Menggunakan tumpuan kaki yang tersekat dengan mistar
* Ketika akan melakukan tolakan, posisi badan agak merebah atau sedikit condong
ke belakang
* Posisi kaki tumpuan menolak ke atas, hingga kedua lutut kaki lurus dan kedua
tangan dan kaki diayunkan dengan tenaga penuh ke depan
Teknik Straddle Saat di Atas Mistar
* Posisi badan tengkurap
* Ketika badan sudah mulai turun posisi kaki harus segera diluruskan ke belakang
* Teknik Mendarat Straddle
* Jika menggunakan tumpuan kaki yang kiri, maka posisi pendaratan memakai kaki
kanan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan posisi berguling.
5. 2. Teknik Flop.
Gaya ini diciptakan oleh Dick Ricarod Fosbury. Beliau adalah seorang pelompat
tinggi yang berasal dari Amerika Serikat. Dalam olimpiade Mexico yang diadakan
pada tahun 1968. Mr Fosbury menggunakan gaya tersebut dan berhasil menjadi
juara pertama lompat tinggi.
Mulai saat itu para ahli atletik banyak yang meneliti gerakan yang unik tersebut.
Keunikan dari gerakan Fosbury yaitu tubuh berada di atas mistar dengan posisi
terlentang dan jatuh menggunakan punggung masih dalam kondisi terlentang. Cara
melampaui mistar dengn teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle. Jika pada
lompatan stradle berguling di atas mistar dengan posisi perut menghadap ke bawah
(dari arah mistar). Sebaliknya jika teknik flop yaitu dengan punggung yang
menghadap ke bagian bawah arah agak serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada
mistar.
Teknik Flop Awalan
Pada awal teknik flop arahan dari depan, tegak lurus menghadap mistar. Jika
kamu menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dari depan menuju tiang sandaran
mistar sebelah kanan. Bila sudah pada langkah-langkah terakhir mengubah arah
serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
Teknik Tolakan Flop.
* Gunakan kaki terkuat pada tumpuan
* Bila menggunakan kaki kiri, diangkat dengan lutut kaki ditekuk bersamaan dengan
memutar badan ke arah awalan
* Badan harus membelakangi mistar
* Punggung berada di bagian bawah yang dekat dengan mistar
* Posisi punggung melengkung saat melewati mistar
Teknik Flop Saat di Atas Mistar.
* Bagian kepala harus lebih dahulu melewati mistar
* Selanjutnya dengan posisi badan yang terlentang
* Punggung menghadap ke bawah arah mistar.
6. * Saat mencapai ketinggian yang maksimal dan pinggang melewati mistar, posisi
kedua kaki digerakan atau diayun ke atas agar bisa melewati mistar dengan
sempurna.
Bagian tubuh yang mendarat terlebih dahulu jika melakukan teknik ini adalah
punggung. Hal ini disebabkan karena sikap tubuh yang terlentang saat melakukan
pendaratan dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan pendaratan yang berbahan
busa.
3. Gaya Gunting (Scissors).
Gaya Gunting ini di temukan oleh Sweney, gaya gunting sering disebut juga
dengan Gaya Sweney. Sebelumnya di tahun 1880, Mr. Swenwy ini menggunakan
gaya jongkok, namun ia merasa gaya tersebut kurang tepat hingga akhirnya beliau
mengubah gaya tersebut menjadi Gaya gunting. Selanjutnya pada tahun 1895
Sweney menciptakan gaya lompat tinggi lainnya yaitu “gaya gunting samping”.
4. Gaya Guling Sisi (WesternRoll).
Gaya ini di ciptakan oleh G. Horin yang berasal dari amerika pada tahun 1912,
namun sangat di sayangkan karena gaya ini tidak dapat berkembang, karena ada
benturan peraturan yang berlaku. Lompat tinggi menggunakan Gaya guling sisi, saat
kita melewati mistar, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita,
sehingga hal ini tidak sah. Karena itu gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompat
tinggi.
7. Sarana dan Prasarana Lompat Tinggi.
Untuk Awalan
* Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m
* Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
* Tiang LompatTiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal
kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
Bilah lompat terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
* Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
* Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk
bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
* Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
* Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang
terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cmdan di atasnya ditutupi oleh matras yang
tebalnya 10 – 20 cm.
Peraturan Lompat Tinggi.
Dalam pertandingan olahraga Lompat Tinggi (High Jump), mistar akan dinaikkan
setelah peserta lompat tinggi berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah
melonjak dengan sebelah kaki Peserta juga boleh mulai melompat di mana
ketinggian permulaan yang disukainya. Lompatan atlet lompat tinggi akan
dinyatakan batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan
palang pada saat membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila
tidak berjaya melompat.
Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali berturut-turut
(tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan dikeluarkan dari
pertandingan. Seseorang peserta lompat tinggi berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi
mengikut peraturan. Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah
hingga bahagian tengah disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang
sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati
mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal.Untuk menentukan
kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat
dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.