PALESTINA MENANTIKAN SOSOK KSATRIA KHALIFAH UMAR, BUKAN PRESIDEN SONTOLOYO YANG PURA-PURA MENGECAM KEBIADABAN PENJAJAH ZIONIS YAHUDI - Tinta Media

Rabu, 01 November 2023

PALESTINA MENANTIKAN SOSOK KSATRIA KHALIFAH UMAR, BUKAN PRESIDEN SONTOLOYO YANG PURA-PURA MENGECAM KEBIADABAN PENJAJAH ZIONIS YAHUDI




Tinta Media - Rumah Sakit pun di bom, sungguh biadad zionis israel laknatullah. Para pengungsi wanita dan anak-anak pun di bom. Ribuan nyawa warga gaza telah melayang. Sementara PBB dan dunia internasional pura-pura buta dan tuli. Presiden AS. J. biden pura-pura murka tapi tak mengirim pasukan untuk hentikan kebiadaban zionis yahudi itu. Sebaliknya malah berpihak kepada zionis Yahudi itu. (CNNindonesia.com, 18/10/23). 

Sebagai manusia normal, kita tentu sedih dan prihatin melihat anak-anak dan wanita jadi berguguran di bumi para nabi itu. Kita tak harus jadi Muslim, tapi cukup jadi “MANUSIA” untuk bisa merasa dan membela derita Palestina. Palestina sangat berharap akan ada para pemimpin dunia yang membantu menghentikan penjajahan dan kebiadaban yang dilakukan zionis yahudi laknatullah itu.

Sayang-seribu sayang, kebanyakan para presiden dan LSM Dunia hanya pura-pura mengecam kebiadaban zionis israel. Mereka juga hanya pura-pura membantu para korban pengeboman dan kebiadaban israel. Ibarat ada rampok datang merampas tanah tetangga kita dan melukai bahkan membunuh para pemiliknya, lalu para tetangga datang ucap belasungkawa. Di sisi lain tetap membiarkan dan mempersilakan perampok terus beraksi melakukan tindakan krimanal dan pembunuhan, tanpa berupaya mencegah dan mengusir perampok itu.

Para tetangga pun datang membawa bantuan obat dan makanan. Mereka mengobati dan memberi makan serta mengecam tindakan perampok itu. Namun para tetangga itu tak bersatu untuk mengusir para perampok. Mereka tetap membiarkan dan mempersilakan para perampok itu melakukan kriminal dan perampokan. 

Kini Banyak pemimpin negara yang teriak akan membela dan membebaskan palestina dari kekejaman Penjajah zionis Israel. Seolah Mereka mengecam, seolah mereka anti penjajahan, seolah mereka sangat peduli kemanusiaan, namun itu sesungguhnya itu cuma pura-pura saja. Bahkan Presiden AS terang-terangan membela kebiadaban zionis israel dan hanya pura-pura murka karena Zionis israel mengebom Rumah sakit yg merupakan tindakan kejahatan internasional. Ia pura-pura dungu dan tak tahu jika israel telah membunuh ribuan anak-anak dan wanita. warga Gaza Palestin. 

Kalau saja para pemimpin dunia itu benar-benar anti penjajahan tentu mereka akan bersatu mengusir zionis Israel dari tanah Palestina. Kalau saja para presiden itu benar-banar peduli kemanusiaan, tentu mereka tak kan membiarkan penjajah Zionis Israel menghujani bom yang melukai dan membunuh warga palestina. Faktanya, bertahun-tahun mereka menonton dan menikmati penjajahan dan pembantaian di Palestina sambil menikmati benefit politik dari pencitraan mereka. 

Dalam catatan sejarah, belum pernah ada satu pun presiden yang bisa membebaskan Palestina. Sampai detik ini hanya dua pemimpin dunia yang sukses membebaskan Paletina. Ya, Khalifah Umar bin Khaththab (638) dan Sholahudin al Ayubi (1187). 

Sampai kini, masalah Palestina belum ada solusinya. Belum ada tanda titik terang meski ratusan pertemuan para presiden sudah digelar. Bahkan sudah puluhan resolusi sudah dikeluarkan PBB, cuma dianggap sampah oleh zionis israel. 

Dulu rakyat Palestina penuh sukacita menyambut kedatangan Khalifah Umar. Apakah kini mereka   bergembira dengan datangnya barang bantuan para tuan presiden dan para LSM? Pasalnya, banyak presiden dan para pemimpin dunia lainnya hanya beretorika dan mencari pencitraan atas pembantain rakyat palestina. 

Ketika Umar bin Khaththab jadi Khalifah, saat itu Palestina dikuasai Romawi dibawah pimpinan Atrabun. Ia adalah panglima Perang Romawi yang sangat zalim sehingga ditakuti rakyat Palestina. Padahal dibumi Palestina ini terdapat Baitul Maqdis. Tempat suci Kaum Muslimin. Namun sejak peristiwa isra’mi’raj terjadi, Nabi SAW tak pernah lagi bisa berkunjung ke Baitul Maqdis karena dikuasai Romawi. Sedangkan hari ini masih dikuasai zionis yahudi

Di masa Khalifah Umar inilah upaya pembebasan Palestina dimulai. Umar membentuk pasukan dan mengirimkan pasukan itu dibawah komando Amru bin Ash dan Syurahbil bin Hasanah. Tentu pasukan itu untuk membebaskan Palestina, bukan untuk menangkapi para aktivis dan membubarkan pengajian.

Pembebasan Palestina pun dimulai. Beberapa kota telah berhasil dibebaskan seperti Rafah, Gaza, Sabastian, Nablus, Lad, Amawas, Bait Jifrin dan Jaffa. Tinggallah kota Yerussalem yang sangat gigih dipertahankan oleh panglima Romawi Atrabun.  Maka Panglima Amru bin Ash menulis surat untuk melaporkan kepada Khalifah Umar. Mendapat laporan tersebut, Umar memerintahkan Pasukan Abu Ubadah dan pasukan Khalid bin Walid untuk ikut membebaskan Palestina. Kali ini dibawah komando langsung dari Khalifah Umar.

Panglima Atrabun mengetahui pergerakan pasukan yang dibawah komando langsung Khalifah Umar sudah sampai di Jabiah (daerah pedalaman Syam). Maka ia pun mulai berfikir untuk melakukan perjanjian damai karena pasukannya tidak akan sanggup menghadapi kehebatan pasukan Khalifah Umar.  Disisi lain, Severinus (Pendeta Baitul Maqdis) bergerak cepat mengirim utusan untuk melakukan perjanjian damai dengan Khalifah Umar. Diantara isi perjanjian damai itu antara lain: 

“Jaminan Keselamatan untuk Jiwa dan harta mereka, untuk gereja-gereja dan salib mereka, bagi yang sakit dan sehat, dan bagi kelompok agama yang lain.”

“Gereja-gereja tidak boleh ada yang diambil; benda apa pun yang ada di dalamnya atau dilingkungannya, baik salib atau harta benda apa pun milik mereka. Mereka tak boleh diganggu atau dipaksa dalam agama.”  (The Golden Story of Umar, hal. 232).

Khalifah Umar menerima usulan perjanjian damai dan memberikan jaminan keamanan. Utusan Severinus membawa surat Perjanjian damai yang sudah ditandatangani Khalifah Umar. Penduduk kota Yerussalem sangat senang karena mendapat pengakuan dan jaminan keamanan atas harta, jiwa dan agama mereka dari Khalifah Umar bin Khaththab. Disaat yang sama Pasukan Romawi meninggalkan Kota.

Begitu gembiranya penduduk kota itu sehinga mereka menyambut meriah ketika Khalifah Umar memasuki Yerussalem. Bahkan Pendeta Severinus mendampingi Khalifah Umar untuk keliling Kota Yerusalem. Dengan ramah, Severinus menunjukkan dan menceritakan beberapa situs peninggalan sejarah kepada Khalifah Umar. 

Ketika waktu sholat dzuhur tiba, mereka sedang berada disuatu gereja. Pendeta Severinus Menawarkan Khalifah Umar untuk Sholat di gereja itu. Namun Khalifah umar menolaknya. Beliau lebih memilih keluar gereja dan sholat di tempat bekas reruntuhan kuil Sulaiman. Di tempat inilah kemudian didirikan masjid al Qibly (masjid al Aqsha).

Khalifah Umar memasuki dan membebaskan kota Yerussaalem, tanpa ada pertumpahan darah. Bahkan disambut meriah oleh penduduk kota Yerussalem. Ia memberikan jaminan keamanan atas harta, jiwa dan agama. Di zaman Khalifah Umar Tak ada gereja yang diambil alih. 

Tak ada gereja yang rusak, tak ada bom yang meledak di gereja. Lalu, kalau ada yang ngaku mirip Khalifah Umar, itu bagus saja tapi harus bisa memberikan jaminan keamanan. Tak boleh ada gereja yang terganggu keamanannya. Juga Jangan ada masjid yang diganggu. Jangan ada pengajian yang diganggu, Jangan ada rumah ibadah agama apa pun yang diganggu.

Kalau ada yang ingin membebaskan palestina, itu bagus, perlu diapresiasi. Namun semestinya mencontoh pemimpin yang telah terbukti sukses membebaskan Palestina. Bukan asal ngarang dan ngaku-ngaku membela palestina. Khalifah Umar membebaskan Palestina diawali mengirim pasukan untuk menekan pasukan Romawi agar keluar dari Palestina. Khalifah Umar tak pernah mengirim pasukan untuk menekan panitia atau menekan DKM untuk membubarkan pengajian. 

Khalifah Umar juga tidak menggunakan sistem kerajaan (Otokrasi) maupun sistem Demokrasi ketika berhasil membebaskan Palestina. Khalifh Umar juga tidak duduk manis bersama Penguasa Romawi untuk bernegosiasi. Khalifah Umar juga tak mengharapkan ada proyek infrastruktur dari Romawi untuk membangun Palestina.
Justru ada pesan Khalifah Umar saat pidato menjelang membebaskan Palestina yang harus selalu kita ingat.

  “… Perbaikilah hal-hal yang tak nampak dari kalian maka akan baik pula yang tampak dari kalian. Berbuatlah untuk akhirat maka urusan dunia kalian akan tercukupi.” 
“Ketahuilah, tak ada seorang pun diantara kalian kecuali PASTI menemui KEMATIAN. Siapa yang ingin menuju syurga hendaklah senantiasa bersama jamaah. Ketahuilah, sesungguhnya setan bersama orang yang sendiri,..” (The Golden Story of Umar, hal. 231).

Kita sangat berharap Palestina segera bisa dibebaskan. Puluhan resolusi PBB tak mempan. Ratusan perundingan digelar tak memberi solusi. Karena sistem kerajaan (otokrasi) dan sistem Demokrasi telah terbukti sampai kini tak mampu membebaskan Palestina. Maka kita perlu sosok seperti Khalifah Umar dengan sistem kepemimpinan seperti pada masa khalifah Umar.

Jika dulu Pendeta Severinus dan rakyat Palestina bergembira menyambut datangnya Khalifah Umar untuk membebaskan bumi Baitul Maqdis, bagaimana kini? Maka jika kehadiran pemimpin kini ke Palestina tidak disambut gembira bahkan tidak membebaskan mereka maka segera istighfar dan merenungi diri. 

Segeralah ingat pesan Khalifah Umar akan kematian yang pasti datang. Selagi masih hidup dan punya kuasaan maka segeralah kirim pasukan untuk bebaskan palestina. Berbuatlah untuk akhirat karena pasti akan tercukupi kebutuhan dunia. Jika berbuat baik maka pasti akan ditolong oleh Allah yang maha pengasih lagi penyayang. Semoga.

*)Disarikan dari Buku The Golden Story of Umar bin Khaththab.

Oleh: Wahyudi al Maroky
Dir. PAMONG Institute

NB : Penulis pernah Belajar Pemerintahan pada STPDN 1992 angkatan ke-4, IIP Jakarta angkatan ke-29 dan MIP-IIP Jakarta angkatan ke-08.

Referensi: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid023cbzKD77regaPktdQGyqTFjvVTKd2C9WhDGkz9Sbk48cSR6ewj4NAeWNnBoHYuKdl&id=100040561274426&mibextid=2JQ9oc
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :